Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Guru, Siswa Gaza Protes Pemotongan Dana AS

kurnia - Jumat, 2 Maret 2018 - 02:31 WIB

Jumat, 2 Maret 2018 - 02:31 WIB

119 Views ㅤ

Ribuan mahasiswa Universitas Islam Gaza (UIG) menggelar pawai solidaritas untuk Masjid Al-Aqsha yang pada Rabu (5/11) mendapat serangan pasukan pendudukan Israel. Foto: Reza/MINA

Ribuan mahasiswa Universitas Islam Gaza (UIG) menggelar pawai solidaritas untuk Masjid Al-Aqsha yang pada Rabu (5/11) mendapat serangan pasukan pendudukan Israel. Foto: Reza/MINA

Gaza, MIINA – Puluhan guru dan siswa Gaza dari sekolah yang berafiliasi dengan badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) menggelar demonstrasi, Kamis (1/3), melawan pemotongan bantuan keuangan Amerika Serikat (AS) baru-baru ini.

Peserta demonstrasi tersebut diorganisir oleh beberapa faksi politik Palestina. mereka memegang spanduk tinggi-tinggi yang bertuliskan “Kami berkomitmen terhadap hak kami untuk di kembalikan” dan “Tidak untuk arogansi Amerika”.

Mahmoud Khalaf, anggota terkemuka Front Demokratik untuk Pembebasan Palestina mengatakan kepada Anadolu Agency dikutip MINA, demonstrasi dimaksudkan untuk mengulangi penolakan terhadap keputusan tersebut, yang telah mempengaruhi posisi keuangan UNRWA.

“Pemotongan bantuan ini telah mempengaruhi standar hidup semua pengungsi Palestina, terutama di bidang pendidikan dan kesehatan,” ungkap Khalaf.

Baca Juga: Kejaksaan Israel akan Sita 50 Kapal yang Terlibat dalam Global Sumud Flotilla

Dia menjelaskan, pengurangan bantuan tersebut sebagai strategi politik AS yang bertujuan untuk mengakhiri hak pengungsi Palestina untuk kembali ke Palestina.

UNRWA didirikan pada tahun 1949 yang menyediakan layanan untuk hampir 6 juta pengungsi Palestina di wilayah Palestina yang diduduki, Yordania, Lebanon dan Suriah.

Tahun lalu, AS menyumbang lebih dari $ 350 dolar juta untuk lembaga pengungsian itu.

Pemotongan dana diumumkan pada Januari, satu bulan setelah Presiden AS Donald Trump memicu kecaman di Timur Tengah dengan mengakui Al-Quds (Yerusalem) sebagai ibu kota Israel. (T/R03/RI-1)

Baca Juga: WHO: 16.000 Pasien di Gaza Menunggu Evakuasi ke Luar Negeri

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda