Jakarta, MINA – Pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur KH. Salahuddin Wahid atau biasa disapa Gus Sholah, 77 tahun, meninggal dunia pada Ahad (2/1) malam di Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta.
Menurut putra almarhum, Irfan Wahid mengatakan, jenazah Gus Solah akan dimakamkan Senin (3/1) sekitar pukul 16.00 petang di kompleks Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur
“Innalillahi wa inna ilaihi rojiun Gus Sholah baru saja wafat, pada pukul 20:55. Mohon dimaafkan seluruh kesalahan. Allahummaghfirlahu warhamhu wa’afihi wa’fuanhu…,” kata Irfan As’ari Sudirman Wahid atau Ipang Wahid melalui akun Twitternya @ipangwahid.
Gus Sholah adalah saudara dari Gus Dur yang pernah menjabat Presiden RI. Gus Solah berasal dari keluarga ulama besar Nahdathul Ulama (NU), namun ia juga menamatkan pendidikan S-I nya di Institut Teknologi Bandung (ITB). Masa kuliah di ITB ia adalah juga salah seorang pendiri Wanadri, organisasi pencinta alam terkenal.
Baca Juga: Syeikh El-Awaisi: Cinta di Balik Nama Baitul Maqdis
Dalam keadaan dirawat di rumah sakit, Gus Sholah masih sempat menulis artikel panjang tentang 93 Tahun NU yang dimuat suratkabar Kompas dan Republika.
Malam ini jenazah disemayamkan di rumah duka, Jl. Bangka Raya no. 2C Jakarta, kemudian Senin pagi diberangkatkan ke Pondok Pesantren Tebu Ireng di Jombang untuk dimakamkan.
Gus Sholah lahir di Jombang, 11 September 1942. Ia wafat pada usia 77 tahun, setelah dirawat beberapa lama secara intensif akibat gangguan jantung.
Gus Sholah merupakan seorang aktivis, ulama, politisi, dan tokoh Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia. Ia pernah menjadi anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) pada masa awal reformasi 1998. (L/R6/P1)
Baca Juga: Tinjau Program Bantuan di Herat, MER-C Kirim Tim ke Afghanistan
Mi’raj News Agency (MINA)