Surabaya, MINA – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) mengatakan perempuan harus dilibatkan dalam menghadapi perubahan fundamental, satu momentum peradaban secara fundamental dan masif.
“Perubahan fundamental memerlukan respon tepat. Sebab, dorongan pertama manusia adalah melawan perubahan tersebut, karena dasarnya banyak orang tidak suka perubahan,” kata Gus Yahya saat penutupan Rakernas Fatayat NU, di Surabaya, Jawa Timur, Selasa (3/10).
Lebih lanjutnya, perlu strategi transformasi sosial jika ingin membangun strategi untuk melakukan transformasi nilai-nilai, transformasi cara berpikir, bentuk strategi apa pun yang dibuat tidak ada pilihan kecuali harus melibatkan perempuan.
“Tidak bisa kalau laki-laki saja yang menjalankan strategi tersebut, jadi harus melibatkan perempuan. Dan, perempuan yang dilibatkan adalah dewasa dalam keilmuan,” kata Gus Yahya.
Baca Juga: Cinta dan Perjuangan Pembebasan Masjid Al-Aqsa Harus Didasari Keilmuan
Menurutnya, tentang transformasi nilai dan cara berpikir maka berbicara tentang pendidikan dini bagi generasi mendatang. Fatayat lah yang harus mendidik anak-anak dalam pendidikan masa dini mereka.
Gus Yahya kembali mengingatkan supaya seluruh kader Fatayat NU memiliki kesadaran peran orang tua meningkatkan kapasitas pesan yang lebih kuat dalam memdidik anak-anaknya.
“Jika salah mendidik atau lalai memberikan pendidikan ini akan menjadi masalah, sebab ini menjadi urusan khidmat Nahdlatul Ulama dan urusan generasi mendatang. (R/R4/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Lewat Wakaf & Zakat Run 2024, Masyarakat Diajak Berolahraga Sambil Beramal