Jakarta, 28 Sya’ban 1438/25 Mei 2017 (MINA) – Ketua Dewan Kehormatan Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Bacharuddin Jusuf (BJ) mengatakan, kapasitas intelektual yang dimiliki umat Islam tidak bisa berdiri sendiri dan lepas dari sisi keimanan serta ketakwaan (Imtak). Anugerah kemampuan akademik umat Islam yang bagus perlu seimbang dengan imtaknya.
“Kita harus menggabungkan, antara sisi Hitauch yaitu Iman dan Taqwa dengan Hitech, yaitu sisi akademik. Tidak boleh berdiri sendiri-sendiri,” kata Bj Habibie di Jakarta beberapa waktu lalu.
Habibie mengajak semua pihak terkait dengan bagaimana pentingnya mangabungan sinergi positif semua komponen.
“Mulai dari ruang lingkup agama, budaya, teknologi dan dunia kreatif untuk satu tujuan yaitu menciptakan negara yang lebih baik,” kata Habibie.
Baca Juga: Update Bencana Sukabumi: Pemerintah Siapkan Pos Pengungsian
Ia juga meminta bangsa Indonesia baik dari beragama apa saja untuk kembali kepada nilai-nilai pancasila.
“Setiap orang memiliki 24 jam sehari, akan tetapi kenapa ribut-ribut membicarakan sesuatu yang tidak bisa dibuktikan, mending membicarakan produksi dalam negeri. Karena didalamnya ada jam kerja” katanya.
“Kita semua bisa memberbayar pajak, akan tetapi kalau kalau ada fenomena PHK, Bayar pajak darimana?,” katanya menambahkan.
Menurutnya, perilaku orang yang tidak bisa menahan untuk bersabar bisa menurunkan produktivitas. “Oleh sebab itu kunci bagaimana agar Indonesia dapat menjadi makmur yaitu kembali kepada nilai dasar, dimana tidak membeda-bedakan antara suku dan ras satu dengan yang lainnya,” ucapnya.(L/R02/RS3)
Baca Juga: PSSI Anggarkan Rp665 M untuk Program 2025
Miraj Islamic News Agency (MINA)