Istanbul, MINA – Setelah terjadinya aksi teror penembakan jamaah di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru pada Jumat (15/3), Indonesia dengan tegas melontarkan kecaman atas aksi keji tersebut di berbagai forum, termasuk dalam Konferensi Tingkat Menteri Organisasi Kerja Sama Islam (KTM OKI).
“Indonesia mengutuk keras aksi terorisme yang terjadi di Masjid Al Nour dan Linwood di Christchurch, Selandia Baru,” tegas Menteri Luar Negeri RI Retno L.P. Marsudi dalam tujuh pesan kunci Indonesia dalam KTM Darurat OKI di Istanbul, Turki (22/3).
KTM OKI yang bersifat darurat tersebut membahas tragedi penembakan masjid di Christchurch serta upaya OKI menangkal ujaran kebencian kepada umat Muslim. Pesan tersebut, merupakan satu di antara tujuh butir utama pernyataan Menlu RI dalam pertemuan.
Dalam pesan kedua, Menlu RI juga menegaskan kecaman terhadap pernyataan yang dikeluarkan oleh Senator Fraser Anning dari Australia. Pernyataan Senator Anning dinilai tidak bertanggung jawab, menyakitkan dan ofensif.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berawan Sabtu Ini, Sebagian Hujan Ringan
Dalam pesan kunci yang ketiga, Menlu sampaikan bahwa sebagai anggota Dewan Keamanan PBB, Indonesia -bersama Kuwait- telah menginisiasi press statemen DK PBB mengecam keras tragedi Christchurch yang merenggut sejumlah korban jiwa, termasuk WNI.
Keempat, Menlu RI menyampaikan bahwa serangan di Christchurch mengingatkan kita bahwa tidak ada negara yang imun terhadap terorisme. Serangan Christchurch juga merupakan testamen masih kurangnya pemahaman publik bahwa Islam adalah agama yang damai.
“Kita harus mencegah agar pemikiran ‘clash of civilizations‘ tidak terjadi,” kata Menlu Retno.
Kelima, Indonesia menyampaikan, OKI harus memperkuat nilai-nilai toleransi. Perdamaian hanya dapat dibangun dengan fondasi toleransi yang kuat.
Baca Juga: Jelang Libur Nataru, Terminal Bekasi Berlakukan Ram Check Bus
Keenam, OKI perlu memperkuat upaya mempromosikan interfaith dialogue. Dan ketujuh, mengingat banyak kepentingan Ummah yang sedang hadapi tantangan, maka OKI harus bersatu dalam menangani tantangan umat, termasuk opresi yang terus terjadi terhadap bangsa Palestina.
Selain tujuh butir tersebut, Menlu RI mengingatkan agar OKI dapat meningkatkan komitmen untuk menggunakan OIC Contact Group for Peace and Dialogue sebagai platform untuk menangani Islamofobia dan bentuk diskriminasi lain yang dihadapi ummat.
Sebagai penutup, Menlu RI mengharapkan agar OKI dapat terus menjalankan peran sebagai penjuru utama penyebaran Islam yang damai.
Selain anggota OKI, hadir dalam KTM darurat OKI tersebut, Menlu Selandia Baru, Winston Peters. Dalam pernyataannya Menlu Selandia Baru menyampaikan, seluruh masyarakat negaranya berduka dan mengecam serangan teroris di kedua Mesjid pekan lalu.
Baca Juga: Menag RI dan Dubes Sudan Bahas Kerja Sama Pendidikan
Menlu Peters juga menghargai dukungan dan solidaritas dunia Islam untuk Selandia Baru. Berbagai langkah juga telah dan akan diambil Selandia Baru termasuk memperketat aturan kepemilikan senjata api. (R/Sj/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Mendikti Sampaikan Tiga Arah Kebijakan Pendidikan Tinggi Indonesia