Bekasi, MINA – Pondok Pesantren Nuu Waar Al Fatih Kaaffah Nusantara (AFKN) Setu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat menggelar halal bihalal Idul Fitri 1445 Hijriah pada Ahad (21/4). Kegiatan ini dihadiri ratusan santri dan tamu undangan.
Pimpinan Pesantren Nuu Waar AFKN KH MZ Fadzlan R Garamatan mengatakan, halal bihalal tidak dikenal dalam budaya Islam, tetapi sejatinya memiliki banyak manfaat.
“Halal bihalal ini menjadi muatan lokal. Sebagai kearifan lokal, sebagian besar bangsa Indonesia melakukan halal bihalal sebagai wujud silaturahmi setelah Ramadhan,” ungkap Kiai Fadzlan ketika menyampaikan tausyiah.
Halal bihalal ini, jelas Kiai Fadzlan, menjadi tradisi Pesantren Nuu Waar AFKN dari tahun ke tahun.
Baca Juga: Kemlu Yordania: Pengeboman Sekolah UNRWA Pelanggaran terhadap Hukum Internasional
“Santri yang tidak pulang kampung, bersilaturahmi melalui halal bihalal. Secara tidak langsung kita sedang memenuhi pesan Nabi untuk bersilaturahmi,” jelas ulama asal Fakfak, Papua Barat ini.
Menurut Kiai Fadzlan, halal bihalal juga sebagai sarana memperbaiki kualitas diri selepas Ramadhan. Terus konsisten meningkatkan ibadah kepada Allah merupakan indikator kesuksesan Ramadhan.
“Sebagai khalifah fil ardh, manusia tidak boleh semau dirinya berbuat. Kita harus berpegang teguh Alquran. Selepas Ramadhan, para santri harus meningkatkan kualitas diri,” ujar Kiai Fadzlan.
Untuk diketahui, santri-santri Nuu Waar AFKN sebagai besar berasal dari kawasan timur Indonesia. Mereka mendapat beasiswa penuh belajar hingga lulus di Pesantren Nuu Waar AFKN.
Baca Juga: Parlemen Arab Minta Dunia Internasional Terus Beri Dukungan untuk Palestina
Karena jarak yang jauh, para santri memilih tidak pulang kampung saat Idul Fitri.
Sehingga halal bihalal di Pesantren Nuu Waar menjadi perhelatan untuk saling silaturahmi, pelepas kerinduan kampung halaman, dan menambah ilmu selepas Ramadhan. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Ribuan Warga Yordania Tolak Pembubaran UNRWA