Moskow, 13 Rabi’ul Akhir 1438/12 Januari 2017 (MINA) – Perwakilan Hamas dan Fatah serta tujuh faksi pegerakan Palestina lainnya telah sepakat untuk berpartisipasi dalam pembicaraan informal tentang persatuan nasional.
Duta Besar Palestina untuk Rusia, Abdel Nafiz Nofal, mengatakan kepada kantor berita Rusia Tass, bahwa pertemuan untuk memperkuat dan membangun kembali persatuan nasional Palestina ini akan diadakan di Rusia pada 15-17 Januari 2017.
“Di antara peserta dalam pembicaraan yakni Fatah, Hamas, Popular Front for the Liberation of Palestine, Palestinian Democratic Union, dan Palestinian National Initiative,” ungkapnya seperti dilaporkan BERNAMA.
Menurut diplomat Palestina itu, pertemuan tersebut mudah-mudahan bisa membantu Rusia membangun inisiatif baru dalam penyelesaian krisis Timur Tengah. Dia tidak mengesampingkan bahwa pembicaraan Moskow akan menghasilkan deklarasi final.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia dan utusan khusus presiden untuk Timur Tengah dan Afrika, Mikhail Bogdanov, mengatakan sebelumnya bahwa masalah rekonsiliasi intra-Palestina merupakan tugas prioritas. Ia berharap pembicaraan rekonsiliasi nasional menghasilkan status akhir.
Bogdanov mengatakan Rusia mendukung penuh upaya untuk mempercepat pemulihan persatuan intra-Palestina atas basis Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dan Inisiatif Perdamaian Arab.
Dia menambahkan, Moskow mengadakan dialog dengan perwakilan dari seluruh kekuatan Palestina, dan terutama Fatah dan Hamas, dalam rangka mencapai kesepakatan yang tepat.
Pada Mei 2011, pertemuan pertama berlangsung di sebuah resor kesehatan dekat Moskow dalam upaya untuk mendamaikan kelompok-kelompok utama Palestina, termasuk Fatah dan Hamas.
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Pejabat tingkat tinggi dari gerakan utama Palestina tiba di Rusia setelah Fatah dan Hamas mencapai kesepakatan di Kairo untuk membentuk pemerintahan Palestina yang diisi oleh unsur-unsur ‘profesional’.
Perpecahan antara dua kekuatan utama Palestina, Fatah dan Hamas, terjadi setelah pemilihan umum parlemen di Palestina pada 2006 yang dimenangkan Hamas.
Pada Juni 2007, kelompok pergerakan Islam itu menduduki Jalur Gaza dan sejak itu Palestina terbagi menjadi dua bagian, Fatah menguasai Tepi Barat dan Hamas menguasai Jalur Gaza.
Dalam upaya untuk menjembatani kesenjangan, kedua belah pihak berencana mengadakan pemilu lain, tapi sejauh ini belum ada kesepakatan yang dicapai terkait hal ini. (R11/P02)
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Perdana Menteri Malaysia Serukan Pengusiran Israel dari PBB