Gaza, 11 Syawwal 1435/7 Agustus 2014 (MINA) – Salah seorang komandan sayap militer gerakan Hamas, Brigade Izzuddin Al-Qassam, menyatakan, pihaknya baru menggunakan 10 persen dari kekuatan mereka menghadapi serangan penjajah Israel pada perang 2014 ini.
“Kami memiliki cadangan yang cukup, dan jumlah ini lebih besar dari yang dibayangkan oleh musuh, kami baru menggunakan 10 persen dari apa yang kami miliki,” kata Abu Laiht kepada Koran The Times sebagaimana diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Kamis (7/8).
Lebih lanjut Abu Laith mengatakan, jika terjadi kegagalan dalam negosiasi (Palestina-Israel) yang sedang dilakukan di Kairo saat ini, para pejuang siap untuk melakukan pertempuran panjang sekalipun.
“Jika terjadi kegagalan dalam negosiasi, kami siap melakukan peperangan yang panjang, dan kami akan menargetkan kota-kota baru di Israel, di luar yang sebelumnya,” tegas Abu Laith.
Baca Juga: Media Ibrani: Peretas Publikasikan Data Pribadi Ilmuwan Nuklir dan Pejabat Militer Israel
Masyarakat dunia tahun ini tercengang oleh kejutan-kejutan yang dilakukan para pejuang Palestina di Jalur Gaza melawan serangan penjajah Israel ke jalur kecil yang diblokade sejak 2007 ini.
Meskipun dalam kondisi pengepungan Israel dari semua arah termasuk udara, darat, dan laut, pihak perlawanan Palestina mampu menunjukkan kekuatan besar dengan senjata-senjata baru produksi lokal yang diklaim sebagai buatan insinyur dalam Gaza sendiri.
Beberapa kejutan senjata perlawanan Gaza pada 2014
Pada awal Juli, brigade Al-Qassam mengumumkan peluncuran roket terbaru R160 yang mampu mencapai jarak terjauh 165km ke Haifa, peningkatan kapasitas dari roket-roket sebelumnya seperti M75 yang hanya mampu mencapai 25 km.
Baca Juga: Total 188 Jurnalis Gugur dalam Genosida di Gaza
Pada 14 Juli 2014, gerakan perlawanan ini mengungkapkan pesawat tanpa awak (drone) mereka kepada publik setelah peluncuran pertamanya berhasil sampai ke Tel Aviv, ibukota Israel.
Drone pertama yang diberi nama Ababil 1 ini dikatakan juga buatan insinyur lokal Palestina, di mana pada peluncuran pertamanya, Al-Qassam memperkenalkan tiga model drone dengan kegunaan dan keunggulannya masing-masing.
Model drone A1A dibuat untuk memantau sebagaimana jenis standarnya. Tidak kalah dengan drone Israel buatan AS, Al-Qassam juga membuat drone tipe A1B yang juga mampu meluncurkan rudal, sedang tipe terakhir dengam jenis A1C mampu meledak dengan menabrakkan diri ke lokasi target.
Pada 3 Agustus 2014, Al-Qassam mengungkapkan senjata sniper berkaliber 14,5 pertama mereka yang diberi nama Al-Ghoul, diambil dari nama pembuatnya Adnan Al-Ghoul, salah satu insinyur menonjol di Al-Qassam yang syahid pada 2004.
Baca Juga: Netanyahu Akui Israel di Balik Serangan Teror Pager di Lebanon
Menurut sumber yang diterima koresponden MINA, masih akan ada kejutan dari Al-Qassam dan para pjuang lainnya yang berusaha melawan penjajahan di tanah nenek moyang mereka.(L/K01/P03/IR)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)