Palestina, MINA – Israel harus dikelompokkan sebagai negara teroris dan para pemimpinnya harus dituntut sebagai penjahat perang, kata juru bicara Hamas, Hazem Qasem, Jumat, (6/9).
Gerakan Hamas menyatakan, negara pendudukan Israel bertanggung jawab penuh atas konsekuensi dari kebrutalannya menumpahkan darah warga Palestina yang berpartisipasi dalam aksi unjuk rasa di Great March of Return di Jalur Gaza setiap hari Jumat sejak Maret tahun lalu. Demikian Palinfo melaporkan, Ahad (8/9).
“Para demonstran damai yang dijadikan target oleh pasukan pendudukan menegaskan sifat haus darah para pemimpin Israel, yang terorismenya tidak berhenti sejak kedatangan gerombolan Zionis di tanah Palestina,” kata Qasem.
“Namun kejahatan (Israel) semacam itu tidak akan pernah menghentikan perjuangan rakyat kami untuk mengekstrak kebebasan mereka, mendapatkan kembali tanah mereka dan situs suci, dan menggunakan hak mereka untuk hidup dengan bermartabat dan menghancurkan pengepungan yang dikenakan pada mereka,” tambahnya.
Baca Juga: Oposisi Israel Kritik Pemerintahan Netanyahu, Sebut Perpanjang Perang di Gaza Tanpa Alasan
Dua pemrotes Palestina di bawah usia 18 tahun ditembak mati dan belasan lainnya terluka pada hari Jumat (6/9) pekan ke-74 Great March of Return ketika tentara Israel secara kasar menyerang demonstran di timur Gaza.
Tidak hanya itu, Lebih dari 300 warga Palestina telah gugur dan sekitar 17.000 lainnya terluka oleh pasukan Israel sejak pecahnya protes Great March of Return di perbatasan Gaza pada 30 Maret 2018. (T/sry/P1).
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Hamas Ungkap Borok Israel, Gemar Serang Rumah Sakit di Gaza