Gaza, MINA – Gerakan Hamas mengutuk Otoritas Pendudukan Israel (IOA) karena melarang umat Kristen dari Jalur Gaza mengunjungi tempat-tempat suci di Yerusalem dan Bethlehem pada hari libur keagamaan.
Dalam sebuah pernyataan pers pada hari Kamis (8/12), Gerakan tersebut mengatakan bahwa mencegah umat Kristiani untuk mencapai tempat-tempat suci merupakan pelanggaran mencolok terhadap hak mereka untuk beribadah, Palinfo melaporkan.
Hamas menyerukan PBB dan masyarakat internasional terlebih lagi organisasi hak asasi manusia, untuk memikul tanggung jawab mereka terhadap rakyat Palestina dan menghentikan pelanggaran Israel terhadap orang Kristen Palestina.
Hamas mendesak organisasi internasional untuk meminta pertanggungjawaban IOA karena melanggar hak asasi manusia rakyat Palestina, terutama hak untuk beribadah, yang dijamin oleh hukum internasional.
Baca Juga: WHO: Serangan Bertubi-tubi Israel ke RS Kamal Adwan Tak Dapat Diterima
Sementara itu, Kamil Ayyad, Direktur Humas Gereja Ortodoks Yunani di Gaza mengatakan, gereja memberikan Otoritas Urusan Sipil Palestina daftar nama 800 orang Kristen yang ingin pergi ke Bethlehem di Tepi Barat untuk merayakan Natal, 200 diantaranya ditolak izinnya.
Pada awal tahun 2022, IOA mencegah 331 dari 765 orang Kristen meninggalkan Jalur Gaza untuk mengunjungi Betlehem melalui penyeberangan Beit Hanoun (Erez), menurut Asosiasi Hak Asasi Manusia Addameer.
Sekitar 1.500 orang Kristen tinggal di Jalur Gaza, dari total populasi sekitar dua juta, yang merayakan Natal pada tanggal 25 Desember untuk Gereja Latin, dan 7 Januari untuk Gereja Ortodoks. (T/R7/P1)
Baca Juga: Perlawanan di Jabalia: 3 Tentara Israel Tewas, 18 Terluka
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pengamat Politik: Keadaan Memungkinkan Gencatan Senjata di Gaza