Gaza, MINA – Kelompok pejuang Hamas pada Sabtu (12/4) malam kembali mempublikasikan sebuah video yang menunjukkan tanda-tanda kehidupan dari tentara yang disandera, Edan Alexander.
Publikasi video Alexander bertepatan ketika orang-orang Yahudi berkumpul di Israel dan di seluruh dunia untuk menandai hari raya mereka, Seder Paskah.
Video berdurasi tiga menit tersebut tidak memiliki tanggal, meskipun Alexander menyatakan bahwa ia telah ditahan selama 551 hari, yang mengindikasikan bahwa video tersebut dibuat baru-baru ini.
Alexander, seorang warga negara AS berusia 21 tahun, adalah seorang prajurit tunggal yang ditempatkan di dekat Jalur Gaza pada pagi hari tanggal 7 Oktober 2023. Dia ditawan oleh Hamas bersama 250 sandera lainnya.
Baca Juga: Jadi Senjata Genosida, Israel Tutup Akses Air bagi 2,4 Juta Warga Gaza
Ini adalah video kedua yang dipublikasikan Hamas tentang Alexander. Pada bulan November, Hamas merilis video pertama dari tentara yang disandera.
Hamas sebelumnya telah mengeluarkan video serupa tentang sandera yang mereka tahan, dalam apa yang dikatakan Israel sebagai perang psikologis yang menyedihkan.
Keluarga Alexander meminta media Israel untuk tidak menyebarkan video terbaru, tetapi mengizinkan publikasi gambar diam.
“Saat kami memulai malam liburan di Amerika Serikat, keluarga kami di Israel bersiap untuk duduk mengelilingi meja Seder,” kata kerabat Alexander dalam sebuah pernyataan. The Time Of Israel melaporkan.
Baca Juga: Laporan: Belanda Ekspor Anjing Militer ke Israel untuk Siksa Warga Palestina
Termasuk Alexander, diyakini masih ada 24 sandera yang masih hidup di Gaza, serta 35 orang yang dikonfirmasi oleh Israel telah tewas.
Gencatan senjata selama seminggu pada November 2023 menyaksikan pembebasan lebih dari 100 sandera, sebagian besar perempuan dan anak-anak.
Pada Januari 2025, gencatan senjata lainnya disepakati, dan selama beberapa minggu berikutnya, puluhan sandera, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal, dikembalikan dalam jumlah kecil sebagai imbalan atas bantuan kemanusiaan yang ditingkatkan ke Gaza dan pembebasan lebih dari 1.000 tahanan keamanan Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.
Kedua belah pihak telah sepakat untuk mengadakan pembicaraan tahap kedua dan ketiga yang akan mencakup pemulangan semua sandera, mengakhiri perang, dan memastikan penarikan Israel sepenuhnya dari Jalur Gaza.
Baca Juga: PBB: Lebih dari 60.000 Anak di Gaza Kekurangan Gizi
Namun, gencatan senjata runtuh setelah tahap pertama ketika Israel menolak untuk melakukan perundingan tentang persyaratan tahap berikutnya. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Delegasi Hamas ke Kairo Lanjutkan Pembicaraan Gencatan Senjata