Gaza, MINA – Gerakan perlawanan Islam Hamas di Jalur Gaza meluncurkan serangan dengan tujuh roket ke beberapa titik pasukan Israel di Yerusalem.
“Jika Israel melanjutkan aksinya akan ada Intifada ketiga,” kata aktivis Palestina Dawood Afifi dari kompleks Masjid Al-Aqsa.
“Kami berada di bawah tekanan dan kami telah dianiaya. Penembakan roket adalah respons alami terhadap perilaku Israel,” ujarnya, seperti dilaporkan Al Jazeera, Senin (10/5).
Al Jazeera juga melaporkan, orang-orang di Kota Tua Yerusalem bersorak menyambut serangan roket itu.
Baca Juga: Israel Makin Terisolasi di Tengah Penurunan Jumlah Penerbangan
Hamas mengatakan pihaknya menembakkan roket ke pasukan Israel, hingga memicu sirene peringatan di Yerusalem dan dekat perbatasan Gaza.
Hamas, kelompok yang mengendalikan Jalur Gaza, telah memberi Israel ultimatum untuk mundur dari sekitar Al-Aqsa dan titik api Yerusalem lainnya pada pukul 6 sore (1500 GMT) Senin.
Abu Obeida, juru bicara sayap militer Hamas, mengatakan serangan roket itu merupakan tanggapan atas kejahatan dan agresi Israel di Yerusalem. “Ini adalah pesan yang harus dipahami musuh dengan baik,” katanya.
Dia mengancam lebih banyak serangan jika Israel kembali menyerang kompleks Al-Aqsa atau melakukan penggusuran keluarga Palestina di lingkungan Yerusalem timur.
Baca Juga: Palestina Tolak Rencana Israel Bangun Zona Penyangga di Gaza Utara
Tentara Israel mengatakan tujuh roket ditembakkan dari Jalur Gaza menuju pasukan Israel, dengan salah satunya dicegat oleh Sistem Pertahanan Udara Kubah Besi.
Knesset (Parlemen) Israel membatalkan sidang yang direncanakan akan diadakan dan mengevakuasi anggota-anggotanya.
Knesset Israel setelah sirene peringatan roket dibunyikan di Yerusalem dan beberapa ledakan terdengar.
Roket itu datang beberapa menit setelah ultimatum dari kelompok Hamas yang berkuasa di Gaza agar Israel menarik pasukan dari dua titik nyala di kota itu.
Baca Juga: Hamas Kutuk AS yang Memveto Gencatan Senjata di Gaza
Hamas mengaku bertanggung jawab atas serangan roket. Tidak ada laporan langsung tentang kerusakan atau korban jiwa. (T/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Ikut Perang ke Lebanon, Seorang Peneliti Israel Tewas