Gaza, MINA – Gerakan Hamas menyebut Presiden Amerika Serikat dan pemerintahannya bertanggung jawab penuh atas pembantaian Israel yang terjadi di Rafah, sebagai akibat dari lampu hijau yang mereka berikan kepada Netanyahu dan dukungan finansial serta militer yang mereka berikan untuk melanjutkan genosida dan pembantaian di Gaza.
Hamas mengutuk pembantaian besar-besaran yang dilakukan tentara pendudukan Israel di Rafah, selatan Gaza, dan menggambarkannya sebagai “bagian dari genosida dan upayanya untuk menggusur paksa penduduk.” Palinfo melaporkan.
Dalam sebuah pernyataan hari Senin (12/2), Hamas memperingatkan serangan tentara Israel di Rafah akan meningkatkan penderitaan kemanusiaan para pengungsi dan penduduk di wilayah tersebut, di mana terdapat sekitar 1,4 juta warganya yang hidup dalam kondisi yang keras dan tragis.
“Pemerintahan teroris Netanyahu dan pasukan Nazi-nya telah melanggar resolusi yang diadopsi dua pekan lalu oleh Mahkamah Internasional, yang menyerukan pengambilan tindakan segera untuk menghentikan segala langkah yang dapat dianggap sebagai tindakan genosida,” kata Hamas.
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
Gerakan ini menghimbau Liga Arab, Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dan Dewan Keamanan AS untuk mengambil tindakan segera dan serius guna menghentikan agresi Israel yang sedang berlangsung terhadap warga sipil yang tidak berdaya di Gaza.
Ratusan orang, sebagian besar anak-anak dan perempuan, tewas dalam serangan udara dan penembakan Israel yang sangat intens menghantam beberapa rumah, tempat penampungan dan mobil di Rafah Senin malam.
Lebih dari 100 orang tewas akibat serangan udara Israel ketika pesawat tempur menargetkan berbagai wilayah sipil di kota tersebut, dan helikopter menembakkan senapan mesin di sepanjang wilayah perbatasan, kata Bulan Sabit Merah Palestina Senin pagi. (T/R7/P2)
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Mi’raj News Agency (MINA)