Jalur Gaza, 29 Muharram 1437/11 November 2015 (MINA) – Menjelang ulang tahun ke-11 kematian Presiden Otoritas Nasional Palestina Yasser Arafat, Hamas pada Selasa (10/11) waktu setempat menyerahkan rumah dan barang-barang pribadi miliki Arafat kepada Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) atau Fatah.
Rumah itu berlokasi di daerah pelabuhan perikanan Kata Gaza. Ditinggali Arafat bersama keluarga setelah kembali dari pengasingan tahun 1994, sesuai isi perdamaian interim Palestina dengan Israel. Arafat meninggal dunia di sebuah Rumah Sakit Militer di Perancis tahun 2004. Pada tahun 2007 rumah ini berada di bawah kekuasaan Hamas setelah Hamas menguasai Gaza dengan mengalahkan Fatah.
Pascaserah terima, rencananya rumah itu akan dijadikan museum untuk mengenang jasa-jasa mendiang pemimpin ikonik Palestina yang lahir di Kairo, Mesir, pada 24 August 1929 tersebut. Demikian laporan Middle East Aye seperti dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Selain rumah, di antara barang-barang pribadi Arafat yang diserahkan ke PLO yaitu pistol, sejumlah pakaian, seragam militer, foto-foto, layar komputer tua, dan mesin fotocopy.
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
Di sejumlah bagian tembok rumah itu dihiasi dengan foto-foto Arafat dan istri serta anak perempuannya.
“Hari ini saudara-saudara kita di Hamas memberi kita rumah milik simbol rakyat Palestina, Yasser Arafat, dan kami berharap ini akan menjadi langkah untuk mengakhiri perpecahan di antara para faksi Palestina,” kata Zakaria al-Agha, seorang anggota berpengaruh Komite Sentral Fatah.
“Ini sebuah tonggak menuju kesatuan rakyat kita,” kata pejabat senior Hamas, Ghazi Hammad, selaku pihak yang menyerahkan langsung rumah Arafat kepada pihak Fatah.
Rumah Arafat telah ditutup sejak kelompok Hamas mengambil alih Gaza pada 2007 setelah mengalahkan tentara Otoritas Palestina. Hamas mengusir Fatah di bawah kepemimpinan pengganti Arafat, Mahmoud Abbas, dalam pertempuran jalanan yang berdarah.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
Upacara penyerahan rumah dan isinya ini, dihadiri oleh para pejabat dari semua faksi Palestina, berlangsung pada malam ulang tahun kematian Arafat, yang meninggal di sebuah rumah sakit di Paris, Prancis, pada 11 Oktober 2004 silam.
Di tahun-tahun menjelang kematiannya, bertepatan dengan gerakan perlawanan (Intifada) kedua, Arafat hidup di bawah pengepungan Israel di kompleks kepresidenan di Kota Ramallah, Tepi Barat. Setelah jatuh sakit pada musim gugur 2004, pemimpin 75 tahun itu diterbangkan ke Prancis, dan kemudian meninggal di rrumah sakit militer Percy.
Rumah Arafat tersebut, teletak dekat pelabuhan perikanan Kota Gaza, ditinggali Arafat bersama dengan keluarganya, setelah tokoh yang pupuler dikenal sebagai Abu Ammar itu bertahun-tahun berada di tempat pengasingan dan kembali ke Palestina pada 1994. Ia kembali di bawah kesepakatan damai interim dengan Israel.
“Abu Ammar adalah simbol persatuan nasional, satu-satunya senjata yang kita punya untuk menghadapi penjajah (Israel),” kata Agha.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Dibunuh Israel
Ketua tim Palestina yang menyelidiki kematian Yasser Arafat, Tawfiq Tirawi, menuding Israel terlibat dalam pembunuhan pemimpin ikonik Palestina itu. Komentarnya datang pada malam ulang tahun ke-11 kematian Arafat dan dua bulan setelah hakim Prancis menutup penyelidikan klaim ia dibunuh, tanpa mengeluarkan dakwaan apapun.
“Komite penyelidikan sudah bisa mengidentifikasi pembunuh mantan presiden Yasser Arafat,” kata Tirawi.
Ia menambahkan, “Israel bertanggung jawab,” tanpa memberikan rincian lebih lanjut selain mengatakan pihaknya masih perlu beberapa waktu untuk menjelaskan keadaan sebenarnya dari pembunuhan Arafat.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Arafat meninggal di rumah sakit militer Percy di usia 75 tahun setelah diserang gejala sakit perut saat berada di kantornya di Kota Ramallah, Tepi Barat. Banyak rakyat Palestina memercayai ia meninggal karena diracuni oleh Israel.
Istri Arafat, Suha Daoud Tawil, mengajukan komplain ke pengadilan di Prancis pada 2012, mengklaim suaminya itu dibunuh sehingga mendorong penyelidikan. (P022/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu
http://foxnews.com/world/2015/11/10/hamas-hands-over-arafat-gaza-home-to-his-fatah-party-on-anniversary-leader/
Baca Juga: Guido Crosseto: Kami akan Tangkap Netanyahu Jika Berkunjung ke Italia
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza