Tepi Barat, MINA – Faksi perlawanan, Hamas meminta rakyat Palestina di Tepi Barat yang diduduki Zionis Israel untuk bangkit dan menghadapi terorisme yang dilakukan para pemukim ilegal.
Hamas juga menyerukan untuk meningkatkan perlawanan sampai rakyat Palestina meraih hak-haknya dan negara Palestina berdaulat dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya.
“Meningkatkan perlawanan sampai semua hak nasional kita dipulihkan, yang paling utama adalah pembentukan negara Palestina yang berdaulat penuh dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya,” bunyi pernyataan Hamas dalam keterangan yang dikutip Pusat Informasi Palestina (Palinfo), Rabu (19/6).
Di awal pernyataan itu, Hamas mengecam keras eskalasi serangan pemukim ilegal Yahudi di Tepi Barat yang diduduki, yang bertujuan untuk melakukan Yudaisasi terhadap tanah Palestina dan menggusur rakyat pribumi.
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
“Serangan dan penyerangan yang semakin intensif oleh pemukim teroris Zionis terhadap rakyat kami di Tepi Barat yang diduduki, yang bertepatan dengan Idul Adha, adalah tindakan rasisme yang disengaja yang dilakukan di bawah perlindungan entitas kriminal Zionis,” kata Hamas.
“Tindakan internasional yang efektif diperlukan untuk menghentikan serangan sistematis yang dilakukan di bawah arahan para pemimpin fasis Zionis,” tambahnya.
Kepala hak asasi manusia PBB pada Selasa (18/6) mengatakan, warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki Israel dan Yerusalem Timur menderita kondisi hak asasi manusia yang memburuk secara drastis, bersamaan dengan pembantaian yang terjadi di Jalur Gaza.
“Situasi di Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, memburuk secara drastis,” kata Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB Volker Turk pada sesi pembukaan Dewan Hak Asasi Manusia PBB, melansir VOI.
Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant
Tepi Barat, tempat Otoritas Palestina yang diakui secara internasional menjalankan pemerintahan terbatasnya sendiri di bawah pendudukan Israel, telah mengalami kerusuhan terburuk selama beberapa dekade, bersamaan dengan agresi Zionis Israel di Jalur Gaza sejak Oktober 2023.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Iran: Veto AS di DK PBB “Izin” bagi Israel Lanjutkan Pembantaian