Gaza, MINA – Pejabat senior Hamas, Mousa Abu Marzouk, menegaskan bahwa kelompok perlawanan di Jalur Gaza itu tidak akan memenuhi tuntutan Fatah untuk melucuti senjata.
“Resistensi adalah hak rakyat Palestina dan hak semua organisasi perlawanan, dan atas dasar ini kami mengatakan bahwa senjata perlawanan tidak akan disertakan dalam isu-isu (pembicaraan rekonsiliasi dengan Fatah),” kata Abu Marzouk dalam sebuah wawancara dengan situs Arab21 pada Ahad (12/11).
Sebelumnya, pemimpin Hamas di Gaza, Yahya Sinwar, menyatakan bahwa senjata yang dipegang oleh Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, akan terus menjadi ujung tombak dalam perjuangan untuk pembebasan Palestina. Demikian Arutz Sheva7 memberitakannya yang dikutip MINA.
Ia mengklaim bahwa perwakilan Presiden Mahmoud Abbas sebelumnya tidak pernah menuntut agar Hamas dan kelompok perlawanan lainnya melucuti senjata sebagai bagian dari kesepakatan rekonsiliasi.
Baca Juga: Paraguay Resmi Kembalikan Kedutaannya di Tel Aviv ke Yerusalem
Pada Rabu pekan lalu (8/11), Kepala Polisi Palestina Hazem Atallah mengatakan bahwa Hamas harus melucuti senjata agar kesepakatan rekonsiliasi berhasil.
“Kami berbicara tentang satu otoritas, satu undang-undang, satu senjata,” kata Atallah kepada wartawan di Ramallah, Tepi Barat yang diduduki. Demikian Nahar Net melaporkan.
Ketika ditanya apakah dia bisa mengizinkan sayap bersenjata Hamas mempertahankan senjatanya saat polisi di Gaza yang bertanggung jawab, dia berkata, “Tidak mungkin.” (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Abu Ubaidah Serukan Perlawanan Lebih Intensif di Tepi Barat
Mi’raj News Agency (MINA)