Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hampir 140.000 Orang Masih Hilang di Suriah

Arina Islami Editor : Bahron Ans. - 4 menit yang lalu

4 menit yang lalu

1 Views

Lebih dari 12 kuburan massal ditemukan di Daraa, Suriah [Foto: Anadolu]

Damaskus, MINA – Pemerintah Suriah pada Selasa (3/6) mengungkapkan bahwa sekitar 140.000 orang masih dinyatakan hilang di negara yang dilanda perang selama lebih dari satu dekade itu.

Menteri Darurat dan Bencana Suriah, Raid Al-Saleh, menyampaikan hal tersebut dalam konferensi pers di ibu kota Damaskus. Ia menyebut bahwa angka tersebut diperoleh berdasarkan laporan dari berbagai organisasi hak asasi manusia.

“Jumlah suriah/">orang hilang di Suriah adalah 140.000, menurut organisasi hak asasi manusia,” ujar Al-Saleh sebagaimana dikutip kantor berita resmi Suriah, SANA, Rabu (4/6).

Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa terdapat indikasi keberadaan kuburan massal di sejumlah wilayah Suriah, meski belum ada statistik resmi mengenai jumlah dan lokasi pasti kuburan tersebut.

Baca Juga: Amerika Latin Ambil Sikap Tegas atas Agresi Israel

Integrasi White Helmets ke Kementerian

Dalam kesempatan yang sama, Al-Saleh juga mengumumkan penggabungan White Helmets—tim penyelamat yang aktif membantu warga sipil di wilayah konflik—ke dalam Kementerian Darurat dan Bencana Suriah.

Langkah ini dinilai sebagai bagian dari restrukturisasi lembaga penyelamatan nasional pasca-transisi pemerintahan.

Assad Mundur, Pemerintahan Transisi Dimulai

Baca Juga: Boston Consulting Group Menarik Diri dari GHF

Sebelumnya, pada Desember 2024, Bashar al-Assad, yang telah memimpin Suriah selama hampir 25 tahun, melarikan diri ke Rusia, menandai berakhirnya kekuasaan Partai Baath yang telah mendominasi Suriah sejak 1963.

Sebagai bagian dari perubahan politik besar di negara tersebut, pemimpin oposisi Ahmed al-Sharaa ditetapkan sebagai Presiden Pemerintahan Transisi pada Januari 2025.

Pemerintah transisi kini dihadapkan pada tantangan besar, termasuk pengungkapan kebenaran terkait hilangnya puluhan ribu warga serta upaya rekonsiliasi nasional.

Situasi ini menyoroti dampak jangka panjang dari konflik bersenjata dan pelanggaran HAM yang terjadi selama rezim sebelumnya.[]

Baca Juga: Spanyol Batalkan Kesepakatan Rudal Antitank Israel Senilai Rp5,3 Triliun

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda