Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hanan Al-Hroub, Guru Terbaik Dunia Gantikan Senjata dengan Permainan

Ali Farkhan Tsani - Selasa, 2 Agustus 2016 - 07:16 WIB

Selasa, 2 Agustus 2016 - 07:16 WIB

506 Views

Chile, 28 Syawwal 1437/2 Agustus 2016 (MINA) – Semangat untuk membantu anak-anak mengatasi pengalaman traumatis menyebabkan Hanan Al-Hroub, seorang Muslimah guru terbaik dunia 2016 menggantikan situasi penuh senjata dengan permainan yang mendidik.

Metode pengajaran Hanan, yang dibesarkan di sebuah kamp pengungsi di Dheisheh selatan Kota Bethlehem, Tepi Barat, mengedepankan pendidikan non-kekerasan melalui game untuk meredakan situasi konflik dan melonggarkan ketegangan.

“Kekerasan di Palestina adalah bagian dari kehidupan sehari-hari dan yang sangat mempengaruhi anak-anak. Mereka menyerap segala sesuatu yang mereka lihat di jalan-jalan dan menjadi kekerasan dan tidak percaya,” kata Hroub dalam sebuah wawancara EFE di Santiago, Chili, seperti dilaporkan Latino Foxnews Ahad (31/7).

Dalam kunjungan pertamanya ke Chili, untuk berbagi pengalamannya dengan akademisi dan pemerintah setempat, penerima Global Theacer Prize 2016 itu mengatakan dia menyiapkan kelas “masa depan yang damai” bagi dunia yang bergejolak.

Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru

Hanan memulai hubungannya dengan pendidikan sejak 16 tahun lalu selama Intifada Kedua, ketika suatu hari, dai dan beberapa warga keluar dari sekolah, anak-anaknya menyaksikan beberapa tentara Israel menembaki ayah mereka.

“Itu sangat sulit bagi anak-anak. Mereka melihat bagaimana pasukan Israel tertawa setelah menembak warga. Sejak hari itu, rumah kami adalah neraka. Anak-anak tidak akan pergi ke luar, dan mereka menangis dan menjerit sepanjang malam. Mereka bahkan terisolasi diri dari satu sama lain. Itu kemudian mengnspirasi saya dengan berkata pada diri sendiri, bahwa saya harus melakukan sesuatu.”

Ia pun kemudian memutuskan untuk mulai menciptakan game yang akan memberi kepercayaan diri anak-anak kembali setelah hilang, dan mendorong hampir semua anak-anak di lingkungan untuk datang bermain di rumah mereka.

“Sedikit demi sedikit perilaku negatif anak-anaknya mulai berubah, kepercayaan diri mereka meningkat dan akhirnya mereka mampu kembali ke sekolah,” paparnya.

Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia

Ia menambahkan, setelah membantu anak-anaknya sendiri, ia pun memikirkan untuk bisa membantu anak-anak lainnya yang telah melalui pengalaman sama. Ia memutuskan untuk memulai dari anak-anak pendidikan dasar.

“Yang paling penting adalah bahwa game membuat anak rileks dan mereka mulai merasa lebih nyaman dan aman di kelas. Perasaan keselamatan segera tercermin dalam perilaku mereka,” imbuhnya. (T/P4/R05)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Matahari Tepat di Katulistiwa 22 September

Rekomendasi untuk Anda

Palestina
Palestina
Palestina