Gaza, 15 Jumadil Akhir 1437/24 Maret 2016 (MINA) – Wakil Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyah menegaskan kesiapannya untuk memulai pembicaraan dengan negara manapun di dunia ini kecuali Israel.
“Tidak ada bahasa Israel ketika berbicara dengan orang-orang Zionis, tapi dengan bahasa pistol. Kami akan selalu memilih untuk melakukan perlawanan bersenjata sebagai satu-satunya sarana untuk membebaskan wilayah-wilayah pendudukan,” kata Haniyah saat berbicara pada acara peringatan 12 tahun kematian Syaikh Ahmad Yassin, pendiri Gerakan Hamas. The Palestinian Information Center (PIC) melaporkan.
Haniyah menegaskan bahwa Palestina bukan tanah milik Israel dan pendudukan Israel atas Al-Quds adalah ilegal. “Palestina adalah rumah bagi kita. Kita tidak akan pernah kehilangan hak atas tanah kita sendiri,” tegasnya.
Lebih lanjut, Haniyah menekankan pentingnya persatuan di antara rakyat Palestina untuk menghadapi pendudukan Israel dan menyembuhkan keretakan nasional.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
“Kami akan selamanya tetap setia pada prinsip-prinsip yang dianjurkan oleh Syaikh Yassin. Syaikh Yassin selamanya akan tetap hidup di dalam hati kita. Dia telah memasuki sejarah dengan rasa unik dari pengorbanan dirinya,” kenangnya.
“Hadiah terbesar yang pernah kami warisi dari Syaikh Yassin adalah kemampuan kami membedakan antara teman-teman kami dan musuh kami, meskipun kami tidak memiliki musuh di antara bangsa Muslim. Kami hanya memusuhi orang-orang yang menduduki tanah dan situs suci kami,” imbuhnya.
Di akhir penyampaiannya, Haniyah mengatakan, Syaikh Yassin telah membangun sebuah kelompok perlawanan yang kuat dan Al-Qassam adalah contoh terbaik. (T/P011/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon