Pada tanggal 28 Mei 1918, demokrasi parlementer pertama di dunia Muslim – Republik Demokratik Azerbaijan didirikan dengan menyatakan Deklarasi Kemerdekaan. Wilayah kedaulatan Republik Demokratik Azerbaijan (ADR) saat itu yakni seluas 114.000 kilometer persegi. Setiap tahun, rakyat Azerbaijan di seluruh dunia merayakan ulang tahun Republik Demokratik Azerbaijan – sebuah negara yang didirikan lebih dari seabad yang lalu.
Menurut keterangan Kedutaan Besar Azerbaijan di Jakarta, meskipun menghadapi tantangan internal dan eksternal yang besar akibat runtuhnya kekaisaran Rusia, Republik Demokratik Azerbaijan berhasil mendirikan lembaga negara yang efektif, menjunjung hak-hak warganya, dan mendapatkan kepercayaan dari komunitas internasional.
Terdapat pula jaminan hak pilih universal, serta hak memilih bagi perempuan. Memberikan hak pilih kepada perempuan, menjadikan Azerbaijan sebagai salah satu negara pertama di dunia, dan negara mayoritas Muslim pertama, yang memberikan hak politik kepada perempuan setara dengan laki-laki.
Sebagai perbandingan, wanita di Amerika Serikat tidak diberi hak untuk memilih hingga tahun 1920, setelah disahkannya amandemen ke-19 pada konstitusi negara tersebut.
Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat
Pemerintah ADR dibentuk atas dasar akuntabilitas dan pemisahan kekuasaan, serta parlemen Azerbaijan merupakan badan legislastif yang dipilih secara demokratis, multi partai, dan benar-benar perwakilan dari badan legislatif yang merupakan hal pertama dari jenisnya di seluruh Muslim Timur. Dalam masa jabatan dua tahun pertama, saat itu Azerbaijan dipimpin oleh lima kabinet eksekutif dan Parlemen mengadakan 155 pertemuan dan membahas lebih dari 240 rancangan undang-undang.
Pilar penting lainnya dari proses pembangunan negara datang dengan pembentukan Kamar Banding, yang pada dasarnya menciptakan sistem peradilan modern yang akan memeriksa kekuasaan Parlemen dan Kabinet Menteri.
Republik yang baru saja dibentuk tersebut mengutamakan pendidikan sebagai perhatian utama, sehingga Universitas Negeri Baku (Baku State University) didirikan. Terlepas dari kesulitan ekonomi dan politik yang dihadapi, Republik Demokratik Azerbaijan menginginkan investasi modal manusia jangka panjang dengan memberikan beasiswa bagi ratusan siswa muda untuk belajar di universitas terkemuka di Eropa.
Bahasa Azerbaijan dinyatakan sebagai bahasa resmi, bendera tiga warna nasional dan lagu kebangsaan diadopsi, teater dan opera modern didirikan, perangko Azerbaijan dicetak dan mata uang Azerbaijan-Manat dikeluarkan. Sebagaimana tertuang dalam Deklarasi Kemerdekaan, hubungan persahabatan dengan semua bangsa, terutama bangsa dan negara tetangga, ditetapkan sebagai salah satu prioritas politik luar negeri Republik Demokratik Azerbaijan.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat
Terobosan besar pertama dalam hubungan diplomatik dilakukan saat delegasi Parlemen Azerbaijan berkinjing ke Perancis dengan tujuan utama memperoleh pengakuan internasional atas Republik Demokratik Azerbaijan. Anggota delegasi tersebut berhasil mengesankan para pejabat yang hadir mengenai dengan gagasan mereka tentang kebebasan, hak, dan keadilan. Akhirnya, pengakuan de-facto dengan suara bulat atas kemerdekaan Azerbaijan berhasil dicapai, dan delegasi Azerbaijan menerima undangan Dewan Tertinggi Konferensi Perdamaian Paris.
Akan tetapi, pada akhir 1919 dan awal 1920, situasi politik Republik Demokratik Azerbaijan – baik di dalam maupun di luar negeri – semakin memburuk. Sayangnya, Republik Demokratik Azerbaijan merdeka berdiri kurang dari dua tahun. Setelah itu, Azerbaijan menjadi bagian dari Uni Soviet selama 71 tahun.
Namun, pada tahun 1988-1990, gerakan demokrasi nasional di Azerbaijan gencar melakukan kampanye kemerdekaan. Akhirnya, pada tahun 1991 setelah runtuhnya Uni Soviet, Azerbaijan memperoleh kemerdekaan untuk kedua kalinya pada abad ke-20. Republik Azerbaijan modern merupakan kelanjutan dari ADR, meskipun hampir 70 tahun, gangguan dari pemerintah Uni Soviet telah memisahkan keduanya dari waktu ke waktu.
Undang-undang yang menetapkan kemerdekaan negara Republik Azerbaijan disahkan pada tanggal 18 Oktober 1991, menetapkan dasar-dasar kenegaraan Azerbaijan yang merdeka dan menentukan prinsip-prinsip struktur politik dan ekonomi.
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin
Kesulitan-kesulitan yang dihadapi Republik Demokratik Azerbaijan sejak memperoleh kembali kemerdekaannya pada tahun 1991 . antara lain adalah klaim teritorial Armenia, intrik geopolitik, masalah sosial-ekonomi.
Kebijakan yang kemudian diambil oleh pemimpin nasional Haidar Aliyev yakni dengan mengembangkan rasa identitas nasional dengan cara menghidupkan kembali memori sejarah dan budaya Azerbaijan, serta menanamkan keyakinan untuk terus melestarikan dan memperkuat kemerdekaan dan kenegaraan.
Heydar Aliyev, pemimpin nasional Azerbaijan, saat menyampaikan pidatonya pada peringatan 80 tahun Republi Demokratik Azerbaijan mengatakan : “Ketika kemerdekaan dideklarasikan pada tahun 1991 di Azerbaijan, tercatat bahwa kemerdekaan yang hilang pada tahun 1920 telah kembali dipulihkan. Hari ini, saya bangga mengatakan bahwa kami adalah penerus yang setia dan layak dari Republik Demokratik Azerbaijan. ”
Hari ini Republik Azerbaijan di bawah kepemimpinan Presiden Ilham Aliyev sebagai negara yang merdeka, berdaulat dan demokratis mewujudkan aspirasi nyata dan cita-cita Republik Demokratik Azerbaijan dengan pengelolaan yang baik dan efektif, pengembangan sosio-ekonomi dan sumber daya manusia serta sumber daya manusia. Serta peran dan prestise yang berkembang dalam hubungan internasional. (AK/R6/RS3)
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat
Sumber: Kedutaan Besar Azerbaijan di Jakarta.
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Ada Apa dengan Terpilihnya Trump?