Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hari Ke-135 Perlawanan Kashmir, Kegiatan Ekonomi Normal

Rudi Hendrik - Senin, 21 November 2016 - 13:25 WIB

Senin, 21 November 2016 - 13:25 WIB

419 Views

Srinagar, 21 Shafar 1438/21 November 2016 (MINA) – Di hari ke-135 perlawanan rakyat Kashmir terhadap Pemerintah India, kegiatan ekonomi terlihat berjalan normal di Lal Chowk, Srinagar, ibu kota Negara Bagian Jammu dan Kashmir.

Kegiatan ekonomi mingguan Pasar Minggu terlihat tetap ramai dengan kegiatan usaha setelah dua hari ada seruan dari para pemimpin masyarakat Kashmir untuk memperpanjang perlawanan dan mogok massal.

Meskipun sekolah dan perguruan tinggi tetap tutup karena hari Ahad, tapi transportasi negeri maupun swasta mulai normal. Kemacetan lalu lintas di pusat kota dan daerah mulai sering terlihat. Demikian Greater Kashmir memberitakan yang dikutip MINA.

Pasar Minggu adalah kegiatan bisnis mingguan yang digelar dari jembatan Zero, Polo hingga ke Amira Kadal, di sepanjang kedua sisi jalan utama.

Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi 

Warga Srinagar dalam jumlah besar dapat dilihat membeli barang-barang musim dingin termasuk selimut, jaket, mantel dan sweater.

“Kesibukan banyaknya konsumen di pasar menyebabkan kemacetan lalu lintas di daerah tersebut, memaksa penumpang untuk mengambil rute alternatif,” kata warga kepada Greater Kashmir yang dikutip MINA.

Para pedagang kakil lima mengatakan, mereka datang lebih awal di pagi hari untuk mendapatkan tempat di pasar. Beberapa pedagang yang tidak mendapatkan tempat di pasar, terpaksa mendirikan kios-kios darurat di lokasi yang ujung.

Toko-toko dan restoran juga tetap buka di hari itu. Namun, mayoritas pemilik toko mengeluh bahwa bisnis mereka sedang rapuh karena teka-teki mata uang.

Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah

“Demonetisasi (penghapusan pecahan 500 dan 1.000 rupee) telah memukul bisnis kami menjadi buruk,” kata Farooq Ahmed Mir, pengusaha toko grosir.

Selama gelombang kerusuhan di Kashmir sejak 8 Juli 2016, sudah 97 orang termasuk dua polisi tewas. Sekitar 15.000 orang terluka termasuk 700 korban luka mata oleh peluru pelet polisi India selama bentrokan demonstrasi. Puluhan dari cedera mata mengalami kebutaan separuh mata dan total kedua mata.

Laporan dari berbagai kantor pusat distrik mengatakan bahwa kehidupan berjalan normal karena semua pasar utama kondisinya ramai dengan kegiatan usaha terkait. (T/P001/R01)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon

 

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Dunia Islam
Dunia Islam
Dunia Islam