Oleh: Rohullah Fauziah Alhakim, wartawan kantor berita Islam Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Tanggal 10 November merupakan Hari Pahlawan Nasional. Bangsa Indonesia bisa mengingat kembali perjuangan para pahlawan yang berjuang demi kemerdekaan negara Indonesia dari tangan-tangan kotor penjajah.
Memperingati Hari Pahlawan bukan berarti melupakan perjuangan para pejuang Islam, yang syahid membela agama Allah.
Salah satunya yaitu seorang Muslimah yang syahid pertama dalam Islam. Ia rela mengorbankan nyawanya demi iman Islamnya.
Baca Juga: Pengungsi Sudan Menemukan Kekayaan Di Tanah Emas Mesir
Inilah kisah seorang hamba sahaya dari Abu Hudzaifah bin Mughirah yang menggetarkan jiwa, Sumayyah binti Khayyat itulah namanya.
Sumayyah adalah istri Yasir, seorang pendatang yang kemudian menetap di Mekah. Yasir juga seorang hamba sahaya dari Hudzaifah, setelah menikah mereka pun dimerdekakan, maka sempurnalah kehidupan keluarga ini dengan penuh kebahagiaan.
Tidak berselang lama dari pernikahan tersebut, Sumayyah dan Yasir dikaruniai seorang anak yang diberi nama Ammar.
Ketika Ammar beranjak dewasa, dia mendengar kabar tentang agama baru yang didakwahkan oleh Nabi Muhammad Shallallâhu ‘alaihi wa sallam. Kemudian Ammar bin Yasir berfikir dan Allah pun memberi hidayah kepadanya sehingga ia memeluk agama Islam.
Baca Juga: Terowongan Silaturahim Istiqlal, Simbol Harmoni Indonesia
Ammar kemudian kembali kepada kedua orangtuanya dan menceritakan apa yang dia alami hingga pertemuannya dengan Rasulullah. Ia pun menawarkan dakwah tersebut kepada kedua orangtuanya. Atas berkat rahmat Allah, Sumayyah dan Yasir menerima dakwah yang penuh berkah itu dan mengumumkan keislamannya, sehingga keluarganya termasuk dalam golongan pertama yang memeluk agama Islam dan Sumayyah menjadi orang ketujuh yang masuk Islam.
Dari sinilah dimulai sejarah yang agung bagi Sumayyah.
Ibadah Secara Sembunyi-Sembunyi
Baca Juga: Bukit Grappela Puncak Eksotis di Selatan Aceh
Awal kisah Summayah bertepatan dengan permulaan dakwah Islam, yaitu ketika Rasulullah mendapat wahyu dari Allah Subhana Wa Ta’ala untuk melakukan dakwah untuk memeluk agama Islam secara sembunyi-sembunyi.
Pada masa itu, kaum Quraisy sangat benci dan memusuhi agama Islam. Mereka tidak segan-segannya menyiksa orang-orang yang masuk ke agama Islam, mereka bagaikan manusia berhati batu yang tidak memiliki perasaan belas kasihan yang menyiksa dengan penuh kekejaman.
Hal inilah yang membuat para Muslimin melakukan ibadah kepada Allah secara diam-diam dan melakukan shalat sembunyi-sembunyi di rumah serta di gua-gua supaya tidak ketahuan oleh kaum Quraisy.
Namun, Bani Makhzum mengetahui akan hal itu, karena Ammar dan keluarganya tidak memungkiri bahwa mereka telah masuk Islam bahkan mengumumkan keislamannya dengan kuat sehingga orang-orang kafir menyikapinya dengan menentang dan memusuhi mereka.
Baca Juga: Masjid Harun Keuchik Leumik: Permata Spiritual di Banda Aceh
Penyiksaan Quraisy Terhadap Keluarga Sumayyah
Bani Makhzum segera menangkap keluarga Yasir dan menyiksa mereka dengan bermacam-macam siksaan agar mereka keluar dari dien mereka. Mereka memaksa dengan cara menyeret ke padang pasir tatkala cuaca sangat panas dan menyengat. Mereka membuang Sumayyah ke sebuah tempat dan menaburinya dengan pasir yang sangat panas, kemudian meletakkan diatas dadanya sebongkah batu yang berat, akan tetapi tiada terdengar rintihan ataupun ratapan melainkan ucapan Ahad….Ahad…., beliau ulang-ulang kata tersebut sebagaimana yang diucapkan juga oleh Yasir, ‘Ammar dan Bilal.
Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyaksikan keluarga muslim tersebut yang tengah disiksa dengan kejam, maka beliau menengadahkan ke langit dan berseru,
Baca Juga: Temukan Keindahan Tersembunyi di Nagan Raya: Sungai Alue Gantung
صَتْرًاآلَ يَاسِرٍفَإِ نِّ مَوْعِدَكُمُ الْجَنَّةُ
“Bersabarlah, wahai keluarga Yasir, karena sesungguhnya tempat kembali kalian adalah surga.”
Sumayyah binti Khayyat mendengar seruan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam maka beliau bertambah tegar dan optimis. Dengan kewibawaan imannya, dia mengulang-ulang dengan berani, “Aku bersaksi bahwa engkau adalah Rasulullah dan aku bersaksi bahwa janjimu adalah benar.”
Baca Juga: Kisah Perjuangan Relawan Muhammad Abu Murad di Jenin di Tengah Kepungan Pasukan Israel
Ada riwayat lain menyebutkan, ketika Ammar disiksa dengan kejam dan ia pun tidak sadar dengan apa yang ia ucapkan karena paksaan dari Abu Jahal, sehingga dia mengikuti apa yang mereka ucapkan.
Ketika kembali sadar Ammar menyadari apa yang telah dia ucapkan. Dia menyesal dan beberapa sahabat yang menyaksikan perbutan itu dengan segera menceritakannya kepada Rasullulah Shallallâhu ‘alaihi wa sallam.
Rasul tersenyum seraya membaca firman Allah:
Baca Juga: Pejuang Palestina Punya Cara Tersendiri Atasi Kamera Pengintai Israel
مَن كَفَرَ بِاللَّـهِ مِن بَعْدِ إِيمَانِهِ إِلَّا مَنْ أُكْرِهَ وَقَلْبُهُ مُطْمَئِنٌّ بِالْإِيمَانِ وَلَـٰكِن مَّن شَرَحَ بِالْكُفْرِ صَدْرًا فَعَلَيْهِمْ غَضَبٌ مِّنَ اللَّـهِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ ﴿١٠٦﴾
“Sesiapa yang kufur kepada Allah sesudah ia beriman (maka baginya kemurkaan dan azab dari Allah), kecuali orang yang dipaksa (melakukan kufur) sedang hatinya tenang tenteram dengan iman; akan tetapi sesiapa yang terbuka hatinya menerima kufur maka atas mereka tertimpa kemurkaan dari Allah, dan mereka pula beroleh azab yang besar.” (QS. An-Nahl :106)
Baca Juga: Catatan Perjalanan Dakwah ke Malaysia-Thailand, Ada Nuansa Keakraban Budaya Nusantara
Tatkala para taghut telah berputus asa mendengar ucapan yang senantiasa diulang-ulang oleh Sumayyah binti Khayyat maka musuh Allah Abu Jahal melampiaskan keberangannya kepada Sumayyah dengan menusukkan tombak yang berada dalam genggamannya kepada Sumayyah binti Khayyat. Terbanglah nyawa beliau dari raganya yang beriman dan suci bersih. Beliau adalah wanita pertama yang syahid dalam Islam. Beliau gugur setelah memberikan contoh baik dan mulia bagi umat Islam dalam hal keberanian dan keimanan, beliau telah mengerahkan segala yang beliau miliki dan menganggap remeh kematian dalam rangka memperjuangkan imannya. Beliau telah mengorbankan nyawanya demi meraih keridhaan Rabbnya. Mendermakan jiwa adalah puncak tertinggi dari kedermawanan.
Kesabaran keluarga Yasir itu yang tiada taranya mengundang doa Rasullulah kepada Allah untuk memberi ganjaran surga.
Itulah ganjaran bagi mereka yang mempunyai keteguhan iman. Sabar dalam keadaan samada susah ataupun senang. Jangka masa keislaman Sumayyah singkat, tidak lama tetapi namanya tetap harum sepanjang zaman. Dialah wanita yang melahirkan sahabat yang begitu dicintai Rasullulah. Dalam sabdanya, Nabi Muhammad berkata: “Sesiapa yang memusuhi Ammar maka dia akan memusuhi Allah. Dan sesiapa yang membenci Allah, maka dia akan dibenci Allah.”
Wahai umat Islam yang ditaburi cinta dan rahmat oleh Allah, renungkanlah kisah-kisah para pejuang yang rela mengorbankan nyawanya demi negaranya dan demi agama Islam.
Baca Juga: Pengabdian Tanpa Batas: Guru Honorer di Ende Bertahan dengan Gaji Rp250 Ribu
Sudah sepatutnya para Muslimin dan Muslimah mengikuti jejak para Mujahid yang sabar, ikhlas dan tawakal menghadapi rintangan yang begitu sulit, namun mereka tak pernah pantang menyerah, bahkan rela kehilangan nyawanya demi mendapatkan ridha Rabbnya.(P006/R03)
(Disarikan dari berbagai Sumber)
Baca Juga: RSIA Indonesia di Gaza, Mimpi Maemuna Center yang Perlahan Terwujud
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)