Oleh: Shobariyah Jamilah, Wartawati Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Di seluruh dunia, Hari Perempuan Internasional merupakan kesempatan untuk merayakan prestasi perempuan, sementara menyerukan kesetaraan yang lebih besar.
Setiap tahun Hari Perempuan Internasional (International Women Day) dirayakan pada 8 Maret. Hari Internasional Perempuan pertama diadakan pada tahun 1911.
Ribuan peristiwa terjadi untuk menandai prestasi ekonomi, politik dan sosial perempuan. Organisasi, pemerintah, badan amal, lembaga pendidikan, kelompok perempuan, perusahaan dan media merayakan hari Perempuan.
Baca Juga: Bebaskan Masjidil Aqsa dengan Berjama’ah
Hari Perempuan Internasional dirayakan pertama kalinya di Austria, Denmark, Jerman dan Swiss pada 19 Maret 1911. Lebih dari satu juta perempuan dan laki-laki menghadiri rapat umum berkampanye untuk hak-hak perempuan untuk bekerja, suara, dilatih, untuk memegang jabatan publik dan mengakhiri diskriminasi.
Pada tahun 1913 diskusi berikut, Hari Perempuan Internasional dipindahkan ke 8 Maret dan hari ini tetap dijadikan tanggal dunia untuk Hari Perempuan Internasional sejak saat itu. Pada tahun yang sama, lebih jauh menyebar ke negara-negara Eropa lainnya.
Berbagai organisasi mengidentifikasi sendiri Hari Perempuan Internasional, baik dalam konteks lokal maupun berbagai kepentingan.
Banyak kegiatan amal dari LSM dan Pemerintah, juga mengadopsi tema atau kampanye yang relevan untuk menandai hari tersbut. Sebagai contoh, organisasi seperti PBB, Oxfam, Perempuan untuk Perempuan, Care International, World Association of Girl Guides dan banyak lagi, menjalankan kampanye menarik untuk meningkatkan kesadaran dan mendorong sumbangan untuk tujuan yang baik. PBB sendiri telah mendeklarasikan tema tahunan tentang kesetaraan selama bertahun-tahun.
Baca Juga: Tak Perlu Khawatir Tentang Urusan Dunia
Hari Perempuan Internasional adalah waktu untuk merenungkan kemajuan, menyerukan perubahan dan untuk merayakan tindakan keberanian dan tekad oleh perempuan biasa yang telah memainkan peran luar biasa dalam sejarah negara dan komunitas mereka.
Tema PBB tahun ini, “Memberdayakan Perempuan sama dengan memberdayakan kemanusiaan”, sebuah dunia di mana setiap wanita dan gadis dapat melaksanakan pilihannya, seperti berpartisipasi dalam politik, mendapatkan pendidikan, memiliki penghasilan, dan hidup dalam masyarakat bebas dari kekerasan dan diskriminasi.
Pada Hari Perempuan Internasional tahun ini, Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) menyerukan kepada masyarakat internasional untuk memastikan pemberdayaan perempuan migran dan pengungsi melalui realisasi penuh hak-hak asasi mereka.
Migrasi dapat memberdayakan perempuan untuk mencari peluang baru dan kehidupan yang lebih baik bagi mereka dan keluarga mereka. Peluang menghasilkan pendapatan, akses terhadap pendidikan dan kemandirian ekonomi ditemukan melalui migrasi semua melayani untuk memberdayakan perempuan.
Baca Juga: Keutamaan Al-Aqsa dalam Islam, Sebuah Tinjauan Berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis
Hari Perempuan Internasional tidak hanya pada sekedar peringatan saja namun masih banyak perempuan tidak memenuhi haknya dalam bidang pendidikan dan keamanan. Mereka masih terikat pada tali diskriminasi, kekerasan dan sampai pelecehan seksual.
Contoh perempuan-perempuan yang masih yang harus diperingati pada acara hari Perempuan Internasional di berbagai negara di antaranya:
Palestina: Lebih dari 30 warga Palestina, sebagian besar perempuan, terluka saat tentara Israel membubarkan paksa aksi damai memperingati Hari Perempuan Internasional di pos pemeriksaan Qalandiya antara Al-Quds dan Ramallah.
Tentara Israel menembakkan tabung gas air mata, granat setrum, peluru karet berlapis, dan semprotan merica terhadap ratusan perempuan dalam rangka mencegah mereka mencapai pos pemeriksaan. Empat belas dari 30 yang terluka dievakuasi ke rumah sakit terdekat.
Baca Juga: Selamatkan Palestina sebagai Tanggung Jawab Kemanusiaan Global
Serangan Israel tahun lalu di Jalur Gaza telah menyebabkan sebanyak 34.697 perempuan Gaza, Palestina mengungsi, sementara 791 lainnya kehilangan pasangan hidup mereka, lapor sebuah pernyataan Lembaga Swadaya Msyarakat (LSM) Pusat Hak Asasi Manusia (HAM) Palestina.
Kuwait: Kuwait akan menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) khusus perempuan bertema “Hari Perempuan Internasional Menuju Pemberdayaan,”pada Ahad (8/3) dihadiri sekitar 600 tokoh perempuan dari seluruh dunia, demikian dilaporkan Kuwait News Agency (KUNA) dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Bashayer Al-Awadi, Ketua Panitia Pengarah KTT, membahas isu-isu yang beragam, yaitu dampak ekstrimisme dan peristiwa-peristiwa “Revolusi Arab” pada status perempuan di negara-negara Arab.
KTT tersebut akan dikemas dengan penerbitan beberapa rekomendasi untuk dimasukkan dalam strategi pembangunan Kuwait. KTT ini juga bertujuan untuk membuat suara perempuan didengar di seluruh dunia serta mewujudkan Kuwait City sebagai ‘ibukota bagi perempuan pada 2015.
Baca Juga: [Hadits Al-Arbain ke-24] Tentang Haramnya Berbuat Zalim
Indonesia: Ormas Islam seperti Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia juga mengkampanyekan menantang narasi usang penindasan perempuan dengan dalih Syariat Islam dan menyajikan visi yang jelas terhadap status, hak, peran, dan kehidupan sejati kaum perempuan seperti yang ditetapkan oleh Islam dan dilaksanakan oleh negara Khilafah.
Agenda ini akan menyoroti tuduhan-tuduhan palsu terhadap hukum Islam tertentu yang berkaitan dengan perempuan, serta menjelaskan fondasi, nilai-nilai, dan hukum Sistem Sosial Islam yang unik dan dampak positifnya terhadap perempuan, anak-anak, kehidupan keluarga, dan masyarakat secara keseluruhan.
Malaysia: Muslim perempuan Kelantan Malaysia memperingati Hari Perempuan Internasional negara bagian Malaysia Kelantan merayakan prestasi oleh kaum hawa yang yang telah banyak dikenal karena kekuatan mereka, semangat dan tekad yang kuat selama berabad-abad. Kaum hawa dari Kelantan tidak tergantung pada bantuan dengan satu keterampilan yang kecil atau kemampuan bisa menciptakan sebuah bisnis usaha.
Menurut, Yusniza Noordin, yang menjalankan bisnis fashion gadis-gadis muda di Kelantan dibangkitkan untuk menjadi pekerja keras, dan gagasan seorang wanita yang bekerja untuk mendukung atau menambah penghasilan keluarga adalah norma.
Baca Juga: Bantuan Pangan untuk Palestina
Amerika: Pada Ahad (8/3) di Balai Kota di Burlington, orang merayakan Hari Perempuan Internasional. Orang yang berbeda dan organisasi, seperti Planned Parenthood of Northern New England, yang diakui untuk pekerjaan mereka atas nama perempuan. Di seluruh dunia ada tantangan untuk mengakses kesehatan reproduksi.Sementara Hari Perempuan Internasional dirayakan di seluruh dunia, itu bukan hari libur di Amerika Serikat.
Afrika: Hari Perempuan Internasional 2015, Afrika memperingati diskriminasi dan prasangka hambatan serius bagi pemberdayaan perempuan Afrika. (T/P005/P4).
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)