Hari Solidaritas Palestina, Wakil Menteri Afsel: Saatnya PBB Ambil Tindakan

Cape Town, MINA – Menandai peringatan ke-44 Hari Solidaritas Internasional Palestina Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), 29 November 2021, Alvin Botes, Wakil Menteri Hubungan dan Kerjasama Internasional Afrika Selatan mengatakan, sudah saatnya PBB mengambil tindakan solusi dua negara untuk Palestina dan Israel.

“Sudah waktunya bagi PBB dan negara-negara anggotanya untuk mengambil tindakan yang tepat, seperti yang terjadi pada apartheid Afrika Selatan,” ujarnya seperti dikutip Daily Maverick, Sabtu (27/11).

Boltes menekankan, komunitas internasional harus mempertimbangkan dampak pelanggaran sistematis Israel terhadap hak asasi manusia dan penegakan diskriminasi terhadap rakyat Palestina.

“Sayangnya, hari ini sekali lagi akan menyoroti kekurangan PBB dan negara-negara anggotanya, tepat 74 tahun sejak Majelis Umum PBB mengadopsi resolusi 181 (II) untuk membagi Palestina menjadi dua negara terpisah, ini belum terjadi,” ujarnya.

“Kita menyaksikan perkembangan terakhir di wilayah pendudukan Palestina merusak upaya puluhan tahun yang bertujuan mencapai penyelesaian politik yang berkelanjutan dan penentuan nasib sendiri,” lanjutnya.

Menurutnya, pendudukan Israel terus menunjukkan penghinaan terhadap hukum hak asasi manusia internasional, dan menginjak-injak hak mereka untuk menentukan nasib sendiri yang diabadikan dalam dua instrumen hak asasi manusia internasional, Kovenan Internasional tentang Sipil dan Hak Politik (ICCPR) dan Konvensi Internasional tentang Hak Sosial Ekonomi dan Budaya (ICESCR).

“Keduanya memiliki Pasal Pertama, Hak untuk Menentukan Nasib Sendiri,” imbuhnya.

Ie menyebutkan, pada Mei tahun ini, dunia menyaksikan peristiwa mengerikan tindakan pasukan pendudukan yang memberlakukan pembatasan yang memicu meningkatnya ketegangan, protes, dan kekerasan.

Penundaan, pengusiran paksa dan perintah pembongkaran properti Palestina di lingkungan Sheik Jarrah dan Silwan juga semakin mengobarkan ketegangan, memicu kekerasan. Hasilnya adalah hilangnya nyawa wanita tak berdosa, anak-anak dan orang tua.

“Itu semua menunjukkan bagaimana hukum dan praktik Israel tampaknya direkayasa untuk melanggar hak-hak Palestina,” ujarnya.

Ia menambahkan, sudah waktunya untuk meninggalkan retorika solidaritas belaka bagi PBB dan negara-negara anggotanya, daan diganti dengan tindakan yang tepat dengan bekerja untuk mencapai solusi dua negara. (T/RS2/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.