New York, MINA – Henna & Hijabs jadi brand hijab pertama yang masuk ke department store di Amerika Serikat (AS) melalui kerjasamanya dengan jaringan toko Nordstorm yang mengoperasikan 16 toko di Amerika Utara dengan penjualan secara langsung dan online.
CEO Henna dan Hijabs Hilal Ibrahim mengatakan, hijab merupakan bagian dari budaya warga AS dan ia ingin menormalkan hal tersebut.
“Saya mau orang-orang datang ke toko dan bilang sama saja kayak lihat orang AS lainya yang pakai kaos,” ujar Hilal seperti dikutip dari Voice of America, Rabu (4/8).
Hilal Ibrahim yang adalah warga AS keturunan Somalia itu mengatakan, perempuan Muslim kurang terwakili di industri retail AS.
Baca Juga: Presiden Venezuela: Bungkamnya PBB terhadap Gaza adalah Konspirasi dan Pengecut
“Harapan saya adalah perempuan Muslim bisa pergi ke toko Nordstorm dan membeli pakaian muslim secara lengkap, termasuk hijab,” katanya.
Awalnya Hilal berjualan hijab di toko hadiah pada salah satu toko rumah sakit Minneapolis. Saat itu ia melihat beberapa pasien ditutupi kepala dengan selimut.
Kini dengan harga mulai dari $39 (Rp 564 ribu) warga bisa beli hijab di 16 toko di Nordstorm Amerika Utara atau secara online.
Sementara menurut Direktur Senior Keberagaman Nordstorm Mohammed Omar mengatakan, kerja sama dengan Henna & Hijabs dan Hilal Ibrahim menjadi contoh mitra yang telah dinantikan sejak lama.
Baca Juga: Protes Agresi Israel di Gaza, Mahasiswa Tutup Perpustakaan Universitas New York
Kerja sama tersebut membantu membawa produk kebagian pasaran yang tidak pernah tersentuh sebelumnya. (T/R5)
Mi’raj News Agency (MINA)