Oleh : Ali Farkhan Tsani*
“Happy birthday to you…. Happy birthday to you…”.
“Selamat ulang tahun….. Selamat ulang tahun…”.
Kita sering mendengar ucapan selamat ulang tahun pada tanggal kelahiran diiringi ucapan doa dan harapan semoga yang berulang tahun bertambah umurnya, dimudahkan rezkinya, dan seterusnya…. Pada pasangan tertentu juga acapkali diadakan semacam tasyakuran ulang tahun perak (dua puluh lima tahun masa pernikahan) atau ulang tahun emas (lima puluh tahun pernikahan). Semacam rasa syukur atas prestasi yang telah mereka ukir, mempertahankan jenjang pernikahan di tengah gonjang-ganjing perselingkuhan dan kawin cerai sebagian masyarakat perkotaan.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-23] Keutamaan Bersuci, Shalat, Sedekah, Sabar, dan Al-Quran
Ada semacam anggapan bahwa panjang umur merupakan prestasi hidup tersendiri bagi seseorang. Satu sisi tentu memang bertambah pengalaman, semakin banyak mengenyam asam garam kehidupan, dan mungkin saja meningkat pandapatan atau harta yang dimilikinya. Padahal pada sisi yang lainnya, dengan Maha Adilnya, Allah Subhanahu Wa Ta’ala menegaskan bahwa bukan panjang umur, pangkat pemerintahan, kedudukan jabatan, dan banyaknya harta atau ukuran materi lainnya. Akan tetapi takwa kepada-Nya itulah yang dijadikan standar kemuliaan seseorang di hadapan Tuhannya.
Allah Subhananhu Wa Ta’ala berfirman :
يَاأَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Artinya : “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS Al-Hujurat / 49 : 13).
Baca Juga: Langkah Kecil Menuju Surga
Adapun bagi mereka yang mendapat karunia umur panjang, maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengingatkan agar memperhatikan amal kebajikan dan ibadahnya selama ini. Sebagaimana Sabda beliau :
خَيْرُ النَّاسِ مَنْ طَالَ عُمْرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ
Artinya : “Sebaik-baik manusia adalah yang panjang umurnya dan baik perbuatannya”. (HR At-Tirmidzi).
Hidup senantiasa di dalam kebaikan, gemar beramal shalih, berlomba dalam kebajikan, memberikan yang terbaik itulah yang seharusnya kita camkan di dalam dada iman kita masing-masing. Sebagaimana dengan kasih sayang-Nya, Allah meminta kita untuk giat berlomba dalam kebaikan, melalui untaian ayat-ayat suci-Nya :
Baca Juga: Akhlak Mulia: Rahasia Hidup Berkah dan Bahagia
وَلِكُلٍّ وِجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيهَا فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ أَيْنَ مَا تَكُونُوا يَأْتِ بِكُمُ اللَّهُ جَمِيعًا إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Artinya : “Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS Al-Baqarah / 2 : 148).
يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَأُولَئِكَ مِنَ الصَّالِحِينَ
Artinya : “Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan mereka menyuruh kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari yang munkar dan bersegera kepada (mengerjakan) pelbagai kebajikan; mereka itu termasuk orang-orang yang saleh.” (QS Ali Imran / 3 : 114).
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-22] Islam Itu Mudah, Masuk Surga Juga Mudah
وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ عَمَّا جَاءَكَ مِنَ الْحَقِّ لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلَكِنْ لِيَبْلُوَكُمْ فِي مَا ءَاتَاكُمْ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ
Artinya : “Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Qur’an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu.” (QS Al-Maidah / 5 : 48).
Begitulah hidup, semakin bertambah umur, semakin bertambah pula kebaikan yang kita niatkan dan kerjakan. Sehingga Allah berkenan melihat siapa di antara kita yang lebih baik amalnya. Walaupun harta kita tidak banyak, warisan yang akan kita tinggalkan juga tidak seberapa, pangkat dan jabatan yang kita sandang pun mungkin kurang terpandang di hadapan manusia. Namun, insya Allah kalau kita senantiasa berkecimpung dengan amal kebaikan, Allah pun layak dan berkenan melihat kita sebagai hamba-Nya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala pun menandaskan di dalam firman-Nya :
Baca Juga: Baca Doa Ini Saat Terjadi Hujan Lebat dan Petir
تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ ( ) الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ ( )
Artinya : “Maha Suci Allah Yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”. (QS Al-Mulk / 67 : 1-2).
Ayat tersebut dengan adilnya menegaskan bahwa Allah menjadikan mati dan hidup adalah untuk menguji hamba-hamba-Nya, siapa di antara mereka yang yang lebih baik amal kebaikannya. Bukan yang lebih banyak hartanya, lebih tinggi kedudukannya, atau lebih kuat kekuasaanya di dunia ini. Oleh karena itu kita tidak perlu merasa pesimis, minder, apalagi putus asa, dengan kondisi fisik dan materi yang kita miliki. Kita merasa bermuka jelek, hidung pesek, badan pendek, dibandingkan dengan mereka-mereka yang bergelimang kemewahan seperti di televisi-televisi itu. Sebab, itu semua hanyalah pandangan materialisme semata, yang mengukur kebahagiaan itu dengan materi fisik yang terlihat oleh indera mata atau dirasakan oleh anggota badan kita.
Realitanya, kita sering mendengar artis kawin cerai, perselingkuhan dianggap biasa, pergaulan bebas tidak kenal batas, dan sebagainya. Maka sesungguhnya, hati, jiwa, dan pikiran mereka telah gersang, layu, bahkan mati rasa oleh kebahagiaan hakiki dari-Nya. Sementara kita, alhamdulillah, kita mudah-mudahan tidak seperti itu.
Baca Juga: Ini Doa Terbaik Dari Keluarga untuk Jamaah Yang Pulang Umrah
Walau hidup serba pas-pasan, ya… pas ingin rumah, kesampaian juga punya walau bilik sederhana, yang penting bisa untuk tempat berteduh dari sengatan matahari dan guyuran hujan. Serta yang paling pokok bisa untuk membaca Al-Quran, shalat tahajud, dan beristirahat dari kepenatan keseharian. Pas ingin punya kendaraan, Alhamdulillah Allah karuniakan juga motor walau butut dan model lama. Asal dapat digunakan untuk bershilaturrahim ke rumah saudara, nengok orang tua, ngantar anak ke sekolah, shalat ke masjid, dan sekedar untuk ngojek cari nafkah yang halal.
Masya Allah…. Serba pas-pasan, yang penting tidak berbuat culas, korup, zalim, dan selingkuh. Serba pas-pasan yang penting dapat memanfaatkan lekak-liku kehidupan dengan kebaikan demi kebaikan. Tidak terlena dengan senda gurau dunia dan seisinya.
Beberapa ayat-ayat suci Al-Quranul Karim dengan indahnya mengingatkan kita akan pentingnya mengisi waktu-waktu hidup di dunia seiring dengan bertambahnya umur kita. Sebab kehidupan di akhirat itulah kehidupan yang sesungguhnya dan kekal abadi. Sementara kehidupan di dunia hanyalah senda gurau, ujian, dan kesenangan sementara.
اللَّهُ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَقْدِرُ وَفَرِحُوا بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا فِي الْآخِرَةِ إِلَّا مَتَاعٌ
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-21] Tentang Istiqamah
Artinya : “Allah meluaskan rezki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki. Mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit).” (QS Ar-Ra’d / 13 : 26).
وَمَا هَذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَهْوٌ وَلَعِبٌ وَإِنَّ الدَّارَ الْآخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ
Artinya : “Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui”. (QS Al-Ankabut / 29 : 64).
يَاقَوْمِ إِنَّمَا هَذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَإِنَّ الْآخِرَةَ هِيَ دَارُ الْقَرَارِ
Baca Juga: Makna Mubazir dalam Tafsir Al-Isra’ Ayat 27, Mengapa Pelaku Pemborosan Disebut Saudara Setan?
Artinya : “Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal”. (QS Al-Mukmin / 40 : 39).
وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى
Artinya : “Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.” (QS Al-A’la / 87 : 17).
Seorang ilmuwan muslim yang banyak menulis penelitian tentang keajaiban alam dan ilmu pengetahuan, Adnan Oktar atau yang lebih dikenal dengan nama pena Harun Yahya (kelahiran Istanbul, Turki) menyebutkan bahwa fakta menyatakan, semua pemilikan manusia berupa kekayaan, anak, suami, isteri, teman-teman, status, dan materi lainnya, cepat atau lambat pasti akan lenyap. Karena itu, semuanya menjadi tidak berarti, apalagiu jika ingkar lagi kufur kepada-Nya. Itu semua adalah sebuah mimpi yang tersusun sebagai ujian dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Baca Juga: [Hadits Arbain Ke-20] Malu Bagian dari Iman
وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَعْمَالُهُمْ كَسَرَابٍ بِقِيعَةٍ يَحْسَبُهُ الظَّمْآنُ مَاءً حَتَّى إِذَا جَاءَهُ لَمْ يَجِدْهُ شَيْئًا وَوَجَدَ اللَّهَ عِنْدَهُ فَوَفَّاهُ حِسَابَهُ وَاللَّهُ سَرِيعُ الْحِسَابِ
Artinya : “Dan orang-orang yang kafir, amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana, di tanah yang datar,yang disangka air oleh orang-orang dahaga, tapi bila didatangi air itu, dia tidak mendapati sesuatu apapun. Dan didapatinya ketetapan Allah di sisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup, dan Allah sangatlah cepat perhitungannya “. (QS An-Nuur / 24 : 29).
Astaghfirullaahal ‘adzim.
Jadi selama ini kita terlalu banyak menumpuk mimpi hayalan dan angan-angan dunia dengan melupakan amal-amal walau kelihatannya sedikit.
Baca Juga: Malu Kepada Allah
Ya Allah limpahkanlah selalu petunjuk-Mu kepada hamba-Mu yang serba dha’if ini.
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى
Artinya : “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu petunjuk, ketakwaan, diri yang terjaga dan kecukupan.” (HR Muslim). –(L/R1)-
*Penulis, Redaktur Mi’raj News Agency (MINA), Da’i Pesantren Al-Fatah Bogor, Indonesia.
Mi’raj News Agency (MINA)