Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hijab Dibuka Paksa, Perang Bani Qainuqa’ Pun Meletus

Ali Farkhan Tsani Editor : Widi Kusnadi - Jumat, 16 Agustus 2024 - 05:47 WIB

Jumat, 16 Agustus 2024 - 05:47 WIB

102 Views

Muslimah berhijab di Masjid Nabawi Madinah. (Al Madinah)

Ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam berhijrah dari Makkah ke Madinah, pada abad ke-7 M, terdapat tiga kabilah (suku) besar Yahudi di sana. Kabilah-kabilah besar tersebut yaitu Bani Qainuqa’, Bani Nadhir, dan Bani Quraizhah.

Ketiga kabilah ini terikat perjanjian damai dengan kaum Muslimin di Madinah, pimpinan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Di dalam Kitab Tarikh Ibnu Hisyam dikisahkan, suatu hari, ada seorang Muslimah yang datang ke Pasar Bani Qainuqa’.

Ia hendak melakukan transaksi jual beli dengan salah satu pedagang Yahudi. Yahudi tersebut meminta Muslimah itu membuka hijabnya (cadarnya), karena ingin melihat wajahnya. Tentu saja Muslimah itu menolak gangguan yang hendak dilakukan Yahudi itu.

Baca Juga: Muslimat Pilar Perubahan Sosial di Era Kini

Tanpa sepengetahuan Muslimah itu, datanglah seorang Yahudi lainnya, menghampirinya, dan mengikat ujung kerudungnya. Sehingga ketika Muslimah tersebut berdiri, maka tersingkaplah auratnya.

Orang-orang Yahudi di sekitarnya pun tertawa. Muslimah ini pun berteriak, lalu datanglah seorang sahabat Muslim membelanya.

Terjadilah perkelahian antara Muslim dan Yahudi, dan terbunuhlah Yahudi yang mengganggu Muslimah tadi.

Melihat hal itu, orang-orang Yahudi tidak tinggal diam. Mereka mengeroyok sahabat Muslim tadi hingga ia pun terbunuh.

Baca Juga: Tujuh Peran Muslimah dalam Membela Palestina

Sampailah kejadian tersebut kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, tentang adanya pelanggaran yang sangat besar, yaitu gangguan orang Yahudi yang bermaksud membuka aurat Muslimah. Ditambah terbunuhnya seorang sahabat yang dikeroyok beberapa orang Yahudi, karena sahabat tadi berusaha membela Muslimah.

Demi mendegar informasi tersebut, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pun segera mengumpulkan para sahabatnya dan mempersiapkan pasukan perangnya.

Abdullah bin Ubay bin Salul, yang kemudian dikenal sebagai tokoh Munafiqun di Madinah, melakukan lobi kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam agar mengurungkan rencana penyerangan terhadap kaum Yahudi Bani Qainuqa’. Namun Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tidak memperdulikan saran Abdullah bin Ubay.

Padahal Bani Qainuqa’ saat itu merupakan salah satu suku Yahudi terkuat, dengan memiliki persenjataan, pasukan, benteng, dan kemampuan militer yang mumpuni.

Baca Juga: Muslimah dan Masjidil Aqsa, Sebuah Panggilan untuk Solidaritas

Namun Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan para sahabat pun tetap menghadapinya.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam memberikan bendera perang kepada Hamzah bin Abdul Muthalib, sahabat yang dikenal dengan “Asadullah” (Singa Allah).

Pasukan kaum Muslimin pun menuju Bani Qainuqa. Ketika melihat pasukan kaum Muslimin, orang-orang Yahudi segera berlindung di balik benteng mereka. Ini adalah perang pertama terhadap kaum Yahudi yang melanggar janji.

Kaum Muslimin pun melakukan pengepungan terhadap benteng Bani Qainuqa’, dimulai pada pertengahan bulan Syawal, tahun 2 H, dan berakhir pada tanggal 1 Dzul Qa’dah tahun yang sama.

Baca Juga: Penting untuk Muslimah, Hindari Tasyabbuh

Pengepungan yang kemudian dikenal sebagai Perang Bani Qainuqa’ berlangsung selama dua pekan. Pengepungan pun berakhir ketika Bani Qainuqa’ menyerah dan tunduk kepada putusan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Imam Al-Hafiz Ibnu Hajar berkata dalam kitabnya Fathul Bari Syarah Sahih Al-Bukhari, bahwa orang Yahudi Bani Qainuqa’-lah yang pertama kali melanggar perjanjian, sehingga Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam memerangi mereka.

Begitulah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam memobilisasi pasukan kaum Muslimin untuk membela seorang Muslimah yang dipaksa membuka hijabnya, dan membela darah seorang sahabat Muslim yang tertumpah.

Begitu besarnya arti kehormatan (muru’ah) seorang Muslimah berhijab dan harga darah seorang Muslim bagi Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Baca Juga: Peran Muslimat dalam Menjaga Kesatuan Umat

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam  pun memutuskan vonis hukuman mati bagi orang-orang Yahudi yang terlibat dalam peristiwa di pasar tersebut. Putusan ini merupakan balasan atas perlakuan mereka mengganggu kehormatan Muslimah dan menumpahkan darah umat Islam.

Akhirnya, Bani Qainuqa menyerah dan ketakutan pun melanda di kalangan mereka. Lalu mereka menyerahkan keputusannya kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Abdullah bin Ubay bin Salul dengan gaya kemunafikannya kembali memberikan saran kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam agar tidak membunuh orang-orang Yahudi. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam akhirnya memutuskan untuk mengusir Yahudi Bani Qainuqa’ dari kota Madinah, agar tidak tinggal berdampingan dengan kaum Muslimin.

Namun untuk tetap menunjukkan ketegasan dalam masalah ini, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam memberikan vonis hukuman mati kepada tokoh Yahudi berpengaruh bernama Ka’ab bin Al’Asyraf.

Baca Juga: Derita Ibu Hamil di Gaza Utara

Dia adalah orang Yahudi yang paling dengki terhadap Islam dan kaum Muslimin, dan secara terang-terangan sering menyakiti kaum Muslimin.

Hal ini semakin menambah kegentaran orang-orang Yahudi bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam tidak segan-segan mengambil tindakan tegas jika ada yang bertindak sewenang-wenang terhadap kaum Muslimin.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam  pun mengusir Yahudi Bani Qainuqa’ dari keberadaannya di Kota Madinah, dan tidak bertetangga dengan kaum Muslimin. Yahudi Bani Qainuqa’ pun pergi ke daerah Adhraat di wilayah Syam.

Selain itu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam  pun menghancurkan benteng Yahudi Bani Qainuqa’, dan hanya mereka yang menyatakan Islam yang boleh menetap di Madinah. []

Baca Juga: Kiat Menjadi Muslimah Penuh Percaya Diri

(sumber: Kisah Muslim dan berbagai sumber)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Fitnah Medsos yang Perlu Diwaspadai Muslimah

Rekomendasi untuk Anda

Khadijah
Dunia Islam
Khadijah
Kolom
Indonesia