Newyork, 11 Syawwal 1435 H / 7 Agustus 2014 (MINA) – Sejumlah media massa elektronik memberitakan mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) menyatakan, gerakan Islamic State of Iraq and Suriah (ISIS) merupakan produk buatan AS untuk memecah belah Timur Tengah.
Harian Mesir, Elmihwar, pada Rabu (6/8) melaporkan pernyataan Hillary tersebut tercatat dalam bukunya berjudul “Hard Choice”.
Mantan Menlu era Presiden AS George Bush itu mengaku Pemerintah AS dan Barat sengaja membentuk organisasi ISIS demi memecah belah Timur Tengah (Timteng).
Hillary mengatakan gerakan ISIS sepakat dibentuk dan diumumkan pada 5 Juni 2013.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
“Kami telah mengunjungi 112 negara sedunia. Lalu kami bersama-sama rekan-rekan bersepakat mengakui sebuah Negara Islam (Islamic State/IS) saat pengumuman tersebut,” ujarnya.
Negara Islam tersebut, awalnya direncanakan didirikan di Sinai, Mesir, sesuai revolusi di beberapa negeri di Timteng seperti Libya dan Suriah. Namun, lanjutnya, semua berantakan saat meletus kudeta politik oleh militer di Mesir.
“Kami memasuki perang Irak, Libya dan Suriah dan semua berjalan sangat baik. Namun tiba-tiba meletus revolusi 30 Juni-7 Agustus di Mesir, membuat segalanya berubah dalam tempo 72 jam,” ungkap istri mantan presiden AS ke 42, Bill Clinton, itu.
Akibat revolusi tersebut, tambahnya, semua rencana pembentukan Negara Islam berantakan tanpa bisa dihindari.
Baca Juga: DK PBB Berikan Suara untuk Rancangan Resolusi Gencatan Genjata Gaza
“Kami berpikir untuk menggunakan kekuatan. Namun Mesir bukanlah Suriah atau Libya. Militer Mesir kuat. Bangsa Mesir tidak akan pernah meninggalkan militer. Jika kami gunakan kekuatan melawan Mesir kami akan rugi. Tapi jika kami tinggalkan kamipun rugi,” lanjutnya.
Menurutnya, Mesir merupakan jantung Arab. Jika AS dan Barat bisa menguasainya maka negera-negara Timteng lainnya dapat dikuasai dengan sempurna, meski terjadi perselisihan di antara mereka. Dengan demikian sumber-sumber minyak dan laut di kawasan tersebut dapat dikuasai penuh oleh AS. (T/Taufiq/R1).
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Kepada Sekjen PBB, Prabowo Sampaikan Komitmen Transisi Energi Terbarukan