Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

HINDARI DISKRIMINASI KASTA, SEJUMLAH KLAN DALITS BERMUALLAF

Admin - Sabtu, 5 September 2015 - 16:31 WIB

Sabtu, 5 September 2015 - 16:31 WIB

903 Views ㅤ

(Sumber foto: Al Jazeera)
(Sumber foto: Al Jazeera)

(Sumber foto: Al Jazeera)

Selama berabad-abad, struktur sosial di India dibangun berdasarkan sistem kasta. Sejak 1950, sistem itu sudah mulai diruntuhkan secara perlahan. Namun, pengaruhnya masih kuat dan mewaris terhadap kehidupan bermasyarakat India di zaman modern.

Sekitar 84 persen dari total penduduk India yang mencapai 1,2 miliar masih terikat oleh empat kasta tradisional. Sebut saja Brahmana (kelas rohaniawan), Ksatria (kelas pemerintahan), Waisya (kelas wirausaha), dan Sudra (kelas pelayan).

Di samping empat kasta utama, ada juga beberapa sub-kasta lainnya. Salah satunya Dalits yang berada di barisan paling bawah dari keseluruhan hierarki. Orang kelas Dalits biasanya bekerja sebagai pemungut sampah, penyapu tepi jalan, dan pengkremasi jenazah.

Secara berkelanjutan, orang kelas bawah seakan sulit keluar dari garis itu. Mereka terus mendapatkan penghakiman yang negatif dan sikap diskriminatif. Beberapa dari mereka akhirnya memutuskan pindah agama dan menjadi seorang Muslim, Kristen, atau Budha.

Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof El-Awaisi: Ilmu, Kunci Pembebasan Masjid Al-Aqsa

“Ketika saya memperkenalkan diri, saya merasa risih dengan kasta yang menempel di diri saya. Orang-orang selalu bertanya mengenai nama keluarga saya,” kata Rakesh dari kasta Dhobi atau kelas pencuci kepada Al Jazeera, dikutip Mi’raj Islamic News Agency.

“Saya memberitahu mereka nama saya Rakesh. Lalu mereka bertanya, ‘Rakesh apa?’ Mereka biasanya menanyakan hal itu saat di rumah Hindu,” tandasnya. Sekarang, Rakesh mencoba memilih menjadi muallaf dan mengganti namanya menjadi Ali Kanojia.

Namun, perpindahan agama tidak lantas mempermudah segalanya. Sebagian besar justru mendapatkan perlakuan kekerasan dari keluarga atau komunitas. “Keluarga saya mengatakan ‘keputusanmu salah’. Saya tanya ‘kenapa?’ ‘Muslim memiliki reputasi buruk’,” papar Ali.

Hal yang sama juga dialami Abdulrahman Bharti. Dia bahkan hampir kehilangan nyawanya. “Saya pernah ditembak di kaki dan dada oleh orang Hindu dari klan Sawar. Mereka akan mencoba membunuh Anda jika gagal menghentikan Anda pindah agama,” imbuh Bharti. (T/P020/P2)

Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat

Mi’raj Islamic News Agency

Rekomendasi untuk Anda

Khadijah
MINA Health
Kolom
Kolom
Indonesia