Brussels, 20 Dzulqa’dah 1436/4 September 2015 (MINA) – Pernyataan pedas dan seolah tidak memiliki perikemanusiaan datang dari Perdana Menteri Hongaria, salah satu negara Eropa yang saat ini menjadi sorotan terkait dengan para pengungsi Suriah yang berusaha memasuki negara-negara Eropa untuk mencari perlindungan.
Perdana Menteri Hongaria, Viktor Orban mengatakan bahwa negaranya tidak ingin lebih banyak pengungsi Muslim membanjiri wilayahnya, terkait dengan lonjakan pengungsi asal Suriah yang mencoba memasuki negara tersebut.
“Saya pikir kami memiliki hak untuk memutuskan bahwa kami tidak ingin sejumlah besar Muslim berada di negara kami,” ujar Orban kepada para jurnalis di depan markas Uni Eropa di Brussels, laporan Aljazeera pada Kamis (3/9).
Orban mengatakan, mereka yang melarikan diri dari negara-negara konflik seperti Suriah tidak jangan coba-coba memasuki Hongaria, ujarnya.
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
“Tolong jangan datang. Sangat beresiko untuk datang. Kami dapat menjamin bahwa kalian tidak akan diterima,” kata Orban.
Ia mengklaim bahwa orang-orang Hongaria penuh ketakutan karena melihat bahwa para pemimpin Eropa, di antaranya perdana menteri, tidak mampu untuk mengendalikan situasi.
Komentarnya datang saat pengungsi yang menumpang kereta api menuju perbatasan Austria terlibat bentrok dengan polisi Hongaria, karena mereka dipaksa untuk keluar dan dibawa ke sebuah kamp pengungsi.
Ribuan pengungsi telah tidur di luar stasiun kereta api Budapest karena polisi telah memblokir mereka dari memasuki stasiun selama dua hari.
Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel
Namun akhirnya mereka dibiarkan pergi pada Kamis (3/9) pagi, kereta membawa mereka menuju Sopron, sebuah kota dekat perbatasan Austria. Tetapi kemudian polisi Hongaria menghentikan kereta api sebelum sampai di tujuan. Polisi pun memaksa para pengungsi untuk keluar dan memerintahkan mereka menaiki bus yang membawa mereka ke kamp pengungsi.
Beberapa keluarga berbaring di sekitar stasiun setelah mencoba untuk melarikan diri dari kejaran polisi.
Sekitar 50 polisi anti-huru hara berbaris saat kereta api pengganti memperbolehkan penumpang non-pengungsi untuk melanjutkan perjalanan mereka.
Hongaria telah banyak mendapat kritikan karena caranya menangani arus pengungsi ke Eropa. (T/anj/P4)
Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)