Shanaa, 18 Sya’ban 1436/5 Juni 2015 (MINA) – Pimpinan Houthi Yaman dan Presiden Yaman di pengasingan Abdrabbu Mansour Hadi dikabarkan siap untuk melakukan perjalanan ke Jenewa untuk pembicaraan damai.
Al-Manar News pada Kamis (4/6) seperti dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) mengabarkan, seorang pejabat PBB mengatakan diharapkan pembicaraan akan dimulai pada 10 Juni mendatang.
Sebelumnya, para pejabat Departemen Luar Negeri AS mengonfirmasi telah bertemu dengan perwakilan Houthi di Kesultanan Oman, dalam upaya untuk mencapai solusi politik untuk menyelesaikan konflik di negara itu.
“Tujuan dari pertemuan Jenewa adalah untuk menekankan pandangan bahwa hanya solusi politik sebagai penjamin dalam menyelesaikan krisis yang terjadi di Yaman,” ujar Marie Harf, juru bicara Departemen Luar Negeri AS.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Media National Yemen melaporkan adanya upaya PBB yang mendorong untuk membaruan pemicaraan Yaman melalui jeda kemanusiaan.
“Pembicaraan damai harus diadakan sesegera mungkin,” pernyataan Sekjen PBB Ban Ki-moon.
PBB kecewa karena pembicaraan solusi konflik yang dijadwalkan di Jenewa pekan lalu batal terlaksana oleh semua pihak terkait.
PBB juga mendesak jeda kemanusiaan dilanjutkan untuk memungkinkan bantuan mencapai orang-orang Yaman yang segera memerlukannya.
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Jeda kemanusiaan lima hari awal Juni ini memungkinkan lembaga bantuan untuk mencapai warga sipil yang terperangkap dalam pertempuran. Namun upaya PBB untuk memperpanjang gencatan senjata gagal.
Houthi Tinggalkan Aden
Sementara itu dari Aden dilaporkan, pasukan Houthi secara bertahap mulai menarik diri dari pelabuhan Aden, selatan Yaman, sebagai bagian dari upaya awal untuk mencapai kesepakatan dengan pemerintah Yaman.
Kepada Asharq Al-Awsat Rabu (3/6), perwakilan Houthi mengatakan, hal itu merupakan upaya untuk menyelesaikan krisis yang melanda Yaman, yang ditengahi oleh Utusan Khusus PBB untuk Yaman, Ismail Ould Cheikh Ahmed.
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan
Hadi sebelumnya telah menarik diri dari pertemuan di kota Swiss, yang dijadwalkan 28 Mei, karena Houthi tidak setuju untuk mematuhi tuntutan yang ditetapkan dalam resolusi DK PBB tentang Yaman pada April lalu.
Resolusi 2216 PBB menetapkan Houthi menarik diri dari semua daerah di negara saat ini yang diduduki oleh milisi mereka, termasuk Aden dan ibukota Shana’a, dan menghentikan semua tindakan permusuhan.
Sumber itu juga mengatakan, pimpinan Houthi yang bertemu dengan Ould Cheikh Ahmed di Shana’a pada Ahad lalu (31/5), telah sepakat untuk melaksanakan tuntutan yang ditetapkan dalam resolusi PBB, dan akan menarik milisi mereka dari Aden sebagai langkah awal.
Koalisi Saudi yang melakukan serangan udara sejak 26 Maret, melakukan gencatan senjata lima hari pada 12 Mei lalu, namun akan melakukan serangan lanjutan jika Houthi tidak memenuhi janji mereka. (T/P4/R02)
Baca Juga: KBRI Damaskus Evakuasi 37 WNI dari Suriah
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)