New York, MINA – Sebuah kapal nelayan yang membawa lebih dari 40 pengungsi Rohingya, termasuk anak-anak, terbalik pada 14 Agustus 2021 di Teluk Benggala, menewaskan sedikitnya 11 orang, kata Human Rights Watch (HRW), Selasa (24/8).
HRW mengatakan, para pengungsi itu melarikan diri dari pulau terpencil Bhasan Char di Bangladesh, hrw.org melaporkan.
Lembaga ini menyeru Pemerintah Bangladesh agar mengizinkan pengungsi Rohingya untuk meninggalkan pulau Bhasan Char, sehingga mereka dapat dengan aman berkumpul kembali bersama keluarganyra di pemukiman pengungsi di Cox’s Bazar.
HRW menekankan, Pemerintah yang sedang menyelesaikan rencana bersama PBB untuk memulai operasi di pulau itu, harus menjadikan keselamatan dan perlindungan para pengungsi sebagai prioritas, termasuk dengan memberi mereka kebebasan bergerak untuk kembali ke Cox’s Bazar.
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
“Penangkapan pengungsi Rohingya yang mencoba melarikan diri dari apa yang digambarkan sebagai ‘pulau penjara’, menunjukkan bahwa jaminan dari otoritas Bangladesh tentang relokasi sukarela dan kebebasan bergerak adalah tipuan,” kata Meenakshi Ganguly, Direktur Asia Selatan di Human Rights Watch.
“Pemerintah perlu menunjukkan bahwa Bhasan Char aman dan layak huni, termasuk dengan mengizinkan pengungsi datang dan pergi dengan bebas,” katanya.
Hanya 15 orang yang diketahui selamat dari terbaliknya kapal pada 14 Agustus, 11 mayat ditemukan dan 16 orang masih hilang.
Setidaknya 200 pengungsi yang berusaha melarikan diri dari kondisi mengerikan di Bhasan Char telah ditangkap sejak Mei, meskipun pekerja bantuan menduga jumlah sebenarnya jauh lebih tinggi, dan penangkapan berlanjut. (T/RI-1/P2)
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Filipina Kembali Dihantam Badai