Bandar Lampung, 7 Jumadil Awwal 1437/15 Februari 2016 (MINA) – Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) menegaskan kepada generasi Muslim bahwasanya Valentine Day (Hari Kasih Sayang) merupakan tradisi yang digencarkan oleh orang-orang kafir untuk melegalkan pergaulan bebas.
Penegasan ini dilakukan oleh para mahasiswa dan pelajar dengan menyebarkan bulettin bertema “Smart with Islam” di dua tempat, yaitu pekor dan Bundaran Gajah, supaya generasi Muslim mengerti bahwa Valentine bukan berasal dari Islam.
“Bertepatan dengan hari Valentine yang sering dilakukan generasi Muslim yang tidak faham, kami menyebarluaskan info terkait hari Valentine, bahwasanya itu merupakan tradisi yang digencarkan oleh orang kafir untuk melegalkan pergaulan bebas,” kata Essy Mawati, salah seorang aktivis Hizbut Tahrir saat ditemui MINA disela kegiatannya, Ahad (14/2).
Menurut Essy, Valentine adalah aktivitas yang jauh dari Islam. Dengan moment Valentine ini wanita sangat direndahkan.
Baca Juga: Prediksi Cuaca Jakarta Akhir Pekan Ini Diguyur Hujan
“Valentine itu merupakan aktivitas yang jauh dari Islam, bahkan kalau kita lihat, alangkah meruginya seorang wanita hanya diberi sebatang coklat dan setangkai bunga, itu adalah penilaian terhadap wanita yang sangat murah sekali. Dan Islam memandangnya sebagai perendahan terhadap wanita. Padahal Islam menjunjung tinggi martabat wanita, menghargai dan memuliakannya,” ujarnya.
Menurutnya, inilah yang menjadikan kaum Muslim terpuruk dan dalam kondisi yang cukup parah, terutama dari kalangan remaja yang sudah banyak melakukan seks bebas.
“Kalau kita lihat data-data survey yang dilakukan oleh beberapa ormas, generasi-generasi Muslim itu 50% dalam kondisi tidak perawan. Ini diakibatkan oleh pergaulan bebas,” kata Essy.
Selain menyebarkan bulettin, mereka juga memberikan penjelasan kepada generasi Muslim tentang hari Valentine.
Baca Juga: Menag Tekankan Pentingnya Diplomasi Agama dan Green Theology untuk Pelestarian Lingkungan
“Kami menyebarkan sambil memberikan sedikit gambaran tentang Valentine. Jadi tidak hanya menyebarkan, tetapi juga menyampaikan bahwa Valentine bukan berasal dari Islam,” katanya.
Kegiatan ini sudah berjalan sejak beberapa tahun lalu. Dan akan terus berlanjut sampai umat Islam faham betul apa itu hari Valentine.
“Kami menyebarkan opini di moment seperti ini, hari Valentine, tidak hanya di tahun ini, tetapi tahun-tahun sebelumnya kami mengadakan acara-acara yang tujuannya untuk menggambarkan bahwasanya valentine bukan berasal dari Islam. Sampai umat Islam faham dan tidak akan mengambil ide-ide yang berasal dari orang Barat,” ujarnya.
Essy berpendapat, mengambil ide milik orang Barat adalah kekeliruan yang besar, dan inilah yang menjadi akar permasalahan umat Islam saat ini.
Baca Juga: Menhan: 25 Nakes TNI akan Diberangkatkan ke Gaza, Jalankan Misi Kemanusiaan
“Ide mereka adalah akar dari permasalahan yang saat ini dialami oleh umat Islam, karena umat Islam tidak mengemban Islam sebagai ide, justru sebaliknya mengmabil ide orang kafir sebagai idenya,” ujar Essy. (L/K08/P001)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: BMKG: Waspada Gelombang Tinggi di Sejumlah Perairan Indonesia