Damaskus, 22 Ramadhan 1436/9 Juli 2015 (MINA) – Tetap beroperasinya Kedutaan Besar Republik Indonesia dengan kehadiran seorang Duta Besar di Damaskus merupakan dukungan yang amat besar bagi pemerintah dan rakyat Suriah. Sementara banyak negara-negara lain yang meninggalkan Suriah dengan menarik Duta Besar dan menutup kedutaannya di Damaskus.
Hal itu terungkap dalam pertemuan antara isteri Duta Besar RI untuk Suriah, Rosa Triana Harjanto, dengan Ibu Negara Suriah, Asmaa al-Assad, di kantor Ibu Negara di daerah Qasiyoun Damaskus pada Sabtu, 4 Juli 2015, sebagaimana dilaporkan Kemenlu dalam sebuah pernyataan yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Pada pertemuan penuh keakraban itu, Rosa Harjanto menyampaikan bahwa Indonesia akan terus mendukung penyelesaian konflik dengan damai di Suriah. Maka dari itu, Indonesia tetap mempertahankan KBRI dan duta besarnya di Damaskus meskipun di tengah kecamuk peperangan dan krisis yang melanda. “Sahabat yang baik tentu tidak akan meninggalkan temannya yang sedang kesulitan,” ujar Rosa mengutip perkataan Dubes Djoko Harjanto.
Menanggapi hal itu, Ibu Negara Suriah, Asmaa al-Assad, mengungkapkan bahwa sudah cukup lama tidak bertemu dengan istri seorang duta besar di Damaskus. Maka dari itu, Ibu Negara Suriah mengapresiasi setinggi-tingginya dukungan dan sikap politik Indonesia terhadap konflik di Suriah, terutama dengan kehadiran istri Duta Besar di negara akreditasi.
Baca Juga: Israel Duduki Desa-Desa di Suriah Pasca-Assad Terguling
Selanjutnya, Asmaa al-Assad menyampaikan bahwa kehancuran Suriah diakibatkan oleh kelompok ekstrimis yang sama sekali tidak merepresentasikan nilai-nilai Islam. “Islam mengajarkan nilai-nilai toleransi bagi seluruh umat manusia, bukan hanya bagi muslim,” tegas Ibu Negara Asmaa al-Assad.
Sejak 2011, Suriah mengalami krisis politik yang berujung pada pemberontakan bersenjata di hampir seluruh wilayahnya. Bukan hanya oposisi nasionalis, Presiden Bashar al-Assad juga menghadapi kelompok-kelompok bersenjata lintas bangsa di mana para pejuangnya (foreign fighter) mengalir masuk dari sekitar delapan puluh negara, seperti ISIS, Jabhat al-Nusra, Ahrar al-Sham, dan sebagainya.
Pertemuan yang berlangsung sekitar satu jam itu diakhiri dengan harapan agar Suriah semakin aman dan membaik. Sehingga Dubes, staf, dan seluruh warga Indonesia dapat kembali bebas bergerak dan mengunjungi tempat wisata, seperti Aleppo, Homs, Palmyra, dan tempat-tempat eksotis lainnya di Suriah.
Rosa Harjanto juga mengharapkan suatu saat nanti Ibu Negara Suriah berkesempatan mengunjungi Indonesia yang kaya akan ragam budayanya.(L/R04/P4)
Baca Juga: Warga Palestina Mulai Kembali ke Yarmouk Suriah
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)