Washington, 2 Dzulqaidah 1435/28 Agustus 2014 (MINA) – Dalam sebuah video, seorang wanita, Shirley Sotloff yang mengaku sebagai ibu dari jurnalis Amerika Serikat (AS) yang disandera kelompok ISIS meminta anaknya segera dibebaskan.
Dalam video yang dirilis Rabu (27/8), Sotloff langsung mengalamatkan permohonannya kepada pemimpin kelompok ISIS, Abu Bakr Al-Baghdadi, Al Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Shirley mengatakan, anaknya Steven Sotloff adalah “seorang wartawan tidak bersalah” yang tidak bekerja untuk pemerintah Amerika Serikat di Timur Tengah.
Seruan itu disampaikannya lebih dari sepekan setelah ISIS mengancam dalam sebuah video akan membunuh wartawan 31 tahun, kecuali AS berhenti membom wilayah militan di Irak. Kelompok ini telah membunuh James Foley, wartawan Amerika yang lain, dalam video yang sama.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
“Anda, Khalifah, dapat memberikan amnesti. Saya meminta Anda, harap lepaskan anak saya. Saya meminta Anda untuk menggunakan otoritas Anda untuk mengampuni nyawanya,” kata Shirley dalam video, yang pertama kali disiarkan pada jaringan Al Arabiya.
“Dia adalah seorang pria terhormat dan selalu berusaha untuk membantu yang lemah,” katanya.
Pendukung ISIS pada Rabu menyebar video di internet, tapi mengaburkan wajah Shirley, karena pemahaman mereka dalam Islam tidak membolehkan wajah wanita ditampilkan.
Wartawan Steven Sotloff telah hilang di Suriah sejak Agustus 2013 lalu.
Baca Juga: DK PBB Berikan Suara untuk Rancangan Resolusi Gencatan Genjata Gaza
Josh Earnest, Juru Bicara Presiden AS Barack Obama, mengatakan ia tidak tahu apakah ada tuntutan, tapi ia mengatakan pemerintah “sangat terlibat” dalam upaya pembebasan semua orang Amerika yang disandera di Timur Tengah.
“Dia merasa putus asa tentang keselamatan dan kesejahteraan anaknya, dan itu dimengerti. Itulah sebabnya pikiran dan doa kami bersama keluarga Sotloff,” kata Earnest.
Sebelumnya, komisi PBB di Jenewa, menuduh kelompok ISIS melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan dengan menyerang warga sipil, dan munculnya foto pengambilalihan para pejuang terhadap sebuah pangkalan udara militer Suriah.
Dalam salah satu foto yang diposting online, orang-orang bersenjata bertopeng terlihat menembak tujuh orang yang berlutut di tanah. Beberapa korban mengenakan pakaian mirip seragam militer Suriah.
Baca Juga: Kepada Sekjen PBB, Prabowo Sampaikan Komitmen Transisi Energi Terbarukan
Dalam bentrokan perebutan pangkalan udara Tabqa di provinsi timur laut Suriah, Raqqa, awal pekan ini, PBB yakin rezim Suriah telah menggunakan gas kimia chroline dalam serangan terhadap oposisi, sebagaimana yang telah dilaporkan sebelumnya oleh Al Jazeera, blogger dan organisasi media lainnya. (T/P001/R03)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Puluhan Anggota Kongres AS Desak Biden Sanksi Dua Menteri Israel