Sanaa, MINA – Pertukaran lebih dari 800 tahanan dari perang Yaman yang ditahan oleh pemberontak Houthi dan koalisi pimpinan Arab Saudi dimulai pada Jumat (14/4), kata Komite Palang Merah Internasional (ICRC).
Kesepakatan yang ditengahi PBB terjadi di tengah upaya diplomatik bersama untuk merundingkan diakhirinya konflik. The New Arab melaporkan.
Pertukaran tiga hari akan melihat penerbangan mengangkut tahanan antara Arab Saudi dan ibu kota Yaman, Sanaa, yang telah lama dikuasai oleh pemberontak Houthi yang didukung Iran, kata Majed Fadail, Wakil Menteri HAM pemerintah Yaman yang diakui secara internasional.
Penerbangan lain akan membawa tahanan antara Sanaa dan kota-kota Yaman lainnya yang dikendalikan oleh pemerintah yang diakui secara internasional, katanya.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
Palang Merah mengatakan bahwa pada Jumat akan ada dua putaran penerbangan serentak antara Aden dan Sanaa untuk memindahkan tahanan.
Operasi tiga hari tersebut merupakan pertukaran tahanan paling signifikan di Yaman sejak kedua belah pihak membebaskan lebih dari 1.000 tahanan pada Oktober 2020.
Ribuan orang diyakini ditahan sebagai tawanan perang oleh semua pihak sejak perang meletus.
Konflik Yaman dimulai pada 2014 ketika Houthi merebut Sanaa dan sebagian besar wilayah utara negara itu.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Pemerintah Yaman yang diakui secara internasional melarikan diri ke selatan dan kemudian ke pengasingan di Arab Saudi.
Pengambilalihan Houthi mendorong koalisi pimpinan Saudi untuk campur tangan beberapa bulan kemudian. Kedua belah pihak telah dituduh melakukan pelanggaran berat dalam perang oleh kelompok HAM. (T/RI-1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama