Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Idul Fitri di Kamp Palestina di Lebanon, Kegembiraan Bercampur Kecemasan

Ali Farkhan Tsani - 36 detik yang lalu

36 detik yang lalu

0 Views

Suasana kegembiraan Idul Fitri di Kamp Pengungsian Palestina di Lebanon. (Quds Press)

Beirut, MINA – Tahun 2025 ini, Idul Fitri 1446 jatuh di tengah suasana bercampur antara kegembiraan dan kecemasan bagi para pengungsi Palestina di kamp-kamp di Lebanon.

Suasana seperti itu terjadi di tengah perang yang masih terus berlangsung di Gaza dan eskalasi militer yang juga mempengaruhi Lebanon.

Meskipun kamp-kamp tersebut secara tradisional merupakan tempat kegembiraan dan perayaan Idul Fitri dalam kondisi kehidupan yang serba sulit. Lebaran membawa serta perasaan solidaritas dengan rakyat Gaza, kerinduan terhadap Palestina, dan harapan bahwa hari libur berikutnya akan dirayakan di tanah air, mereka di Palestina.

Sejak dimulainya agresi Zionis Israel terhadap Gaza, para pengungsi Palestina di Lebanon telah hidup dalam keadaan penderitaan, menyaksikan pemandangan setiap hari berupa pengeboman, penghancuran, dan pembantaian yang menargetkan keluarga mereka di sana.

Baca Juga: Awal Idul Fitri, Zionis Lanjutkan Serangannya ke Gaza

Ketika lingkup agresi meluas hingga mencakup Lebanon selatan, ketakutan di dalam kamp meningkat, dan para pengungsi khawatir akan terulangnya skenario invasi dan pengungsian yang pernah mereka alami sebelumnya.

Meski demikian, ekspresi solidaritas terhadap Gaza bukannya tidak terlihat di kamp-kamp tersebut.

Di sebagian besar kamp dan pertemuan Palestina di Lebanon, beberapa spanduk dukungan untuk Gaza dibentangkan.

Gema suara Takbir berkumandang di masjid-masjid, disertai doa untuk rakyat Jalur Gaza yang diblokade Zionis sejak 2007, atau kini memasuki tahun ke-18.

Baca Juga: Warga Gaza Shalat Idul Fitri di Reruntuhan Masjid

Namun demikian, kendatipun kehidupan di kamp pengungsian tersebut sangat keras, para pengungsi Palestina tetap bersemangat merayakan Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriyah dengan berbagai kegiatan sederhana. Mulai dari membuat kue tradisional khas Palestina, menyiapkan baju baru seadanya untuk anak-anak, memasang lampu-lampu hias, aneka permainan dan hiburan anak-anak, serta bertukar kunjungan antarkeluarga.

Di berbagai masjid di pengungsian, para imam menyerukan gema takbir Allahu Akbar, dan memimpin doa untuk para syuhada Gaza dan permohonan kepada Allah untuk kemenangan perlawanan Palestina.

Ya, perayaan Idul Fitri, adalah impian yang tak pernah mati kendati kecemasan menyelimuti kamp-kamp pengungsian. Kaum Muslimin di sana tetap menjadikannya sebagai kesempatan untuk memperbarui kerinduan terhadap tanah air mereka yang abadi, Palestina.

Mereka selalu mengulang harapan abadinya, “Idul Fitri berikutnya di Palestina, insya-Allah.”

Baca Juga: Sebanyak 120.000 Jamaah Shalat Idul Fitri di Masjid Al-Aqsa

Ini mungkin merupakan hari raya yang paling sulit bagi warga Palestina di mana pun mereka tinggal, tetapi pada saat yang sama ini merupakan hari raya kesabaran, perlawanan, dan kesetiaan terhadap tanah air.

Di kamp-kamp Palestina di Lebanon, juga di Gaza, Tepi Barat, dan wilayah-wilayah yang diduduki, warga Palestina menjadikan Idul Fitri sebagai pertempuran lain untuk bertahan hidup, dengan harapan akan pembebasan tanah air mereka, Palestina serta bebasnya Masjidil Aqsa dari belenggu penjajahan.

Selalu ada harapan untuk kepulangan mereka ke kampung halamannya, dan masih terus berharap kelak merayakan Idul Fitri sejati yang telah mereka nantikan selama 76 tahun. Allahu Akbar walillahilhamd… []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Hamas Setujui Gencatan Senjata Usulan Mesir-Qatar, Tapi Israel Ajukan Tawaran Baru Lewat AS

Rekomendasi untuk Anda