Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

IEMF 2023: Perlu Kreativitas dan Inovasi untuk Mengembangkan Ekonomi Syariah Indonesia

Rana Setiawan - Kamis, 13 April 2023 - 03:32 WIB

Kamis, 13 April 2023 - 03:32 WIB

3 Views

Jakarta, MINA – MarkPlus didukung oleh Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) dan Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) berupaya mengembangkan pasar syariah di Indonesia.

Berangkat dari ini, MarkPlus Islamic berkomitmen untuk memperkuat ekonomi Indonesia dengan menggandeng pemangku kepentingan lainnya yang dapat berperan dalam pengembangan ekonomi syariah di Indonesia.

Hal ini membawa MarkPlus Islamic untuk menghadirkan ajang pemasaran bisnis syariah yang kini kembali digelar dalam Islamic Entrepreneurial Marketing Festival (IEMF) 2023.

Setelah menyaksikan webinar bersama tokoh-tokoh dibalik berkembangnya ekonomi syariah di Indonesia, IEMF 2023 menghadirkan rangkaian Talk Show & Sharing Session bersama tamu-tamu kehormatan yang juga diikuti dengan pemberian penghargaan kepada Pemerintah Daerah dan Influencer Muslim di Indonesia di Masjid Istiqlal Jakarta, Rabu (12/4).

Baca Juga: Prediksi Cuaca Jakarta Akhir Pekan Ini Diguyur Hujan 

Acara ini dibuka oleh Taufik, CEO MarkPlus Islamic, dengan menekankan pentingnya implementasi creativity, innovation, entrepreneurship, dan leadership (CI-EL) untuk meningkatkan perkembangan ekonomi syariah.

“Indonesia harus punya paradigma untuk selalu berkembang. Kalau tidak, Indonesia akan selalu kalah dengan Malaysia, meskipun kita memiliki merek lokal dan penduduk mayoritas Islam yang lebih banyak daripada mereka. Sehingga, dibutuhkan adanya kreativitas dan inovasi yang diadopsi dari konsep CI-EL sebagai representasi Punokawan dari simbol mitologi Indonesian,” pungkas Taufik.

Dalam keterangannya, Taufik optimis bahwa ekonomi syariah Indonesia dapat kian meningkat dengan adanya tekad untuk berinovasi yang kreatif. Hal ini dapat dilihat dari sektor perbankan syariah yang dikenal memiliki peningkatan cukup baik. Pada tahun-tahun sebelumnya, aset perbankan syariah di Indonesia sulit untuk menembus 2%.

Kini, beberapa perbankan syariah sudah dapat menembus hingga 5% dan 10%, seperti Bank Syariah Indonesia dengan jaringan terbesar keenam di Indonesia.

Baca Juga: Menag Tekankan Pentingnya Diplomasi Agama dan Green Theology untuk Pelestarian Lingkungan

Penyerahan IEMF 2023 Awards oleh CEO MarkPlus Islamic Taufik, (paling kiri), didampingi Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof. Dr. KH Nasaruddin Umar (paling kanan) di Masjid Istiqlal Jakarta, Rabu (12/4/2023).(Foto: Istimewa)

Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof. Dr. KH Nasaruddin Umar, secara bahagia menyambut para hadirin atas kembali diselenggarakannya IEMF 2023 secara offline.

“Dengan adanya krisis global akibat pandemi COVID-19 dan perang Rusia-Ukraina, dibutuhkan upaya baru untuk menghadapi kedua ancaman tersebut. Kita harus bangga dan bersyukur menjadi orang Indonesia atas banyak hal.

Pertama, tingkat inflasi kita masih ada di sekitaran 5%. Kedua, kita tidak jatuh luput dalam krisis global, terutama perang Rusia-Ukraina. Terakhir, kita dianggap sebagai tempat aman dan halal bagi masyarakat muslim yang sedang mencari tempat singgah akibat isu di Iran, dan lain-lain.”

KH Nasaruddin Umar bersyukur atas posisi Indonesia yang dapat menjadi negara diperhitungkan dalam lanskap internasional. Urgensi untuk mempercepat perkembangan ekonomi syariah ditandai dengan meningkatnya penggunaan aplikasi berbasis internet yang muncul akibat era digitalisasi.

Baca Juga: Menhan: 25 Nakes TNI akan Diberangkatkan ke Gaza, Jalankan Misi Kemanusiaan

Dengan mengandalkan kolaborasi lintas sektor atau antar lembaga yang didukung oleh fasilitas Pemerintah, akselerasi perkembangan ekonomi syariah di Indonesia dapat kian meningkat.

Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk nomor empat terbesar di dunia sebenarnya memberikan keuntungan tersendiri untuk perusahaan-perusahaan Indonesia.

Dengan menjadi market leader yang kuat di Indonesia, dan didukung dengan data jumah pengguna dan data transaksi, perusahaan Indonesia bisa menjadi salah satu pemain besar di Indonesia, sekalipun beroperasi atau berbisnis sebagian besar di Indonesia. Pencapaian semacam itu bisa menjadi modal melakukan pengembangan pasar, termasuk di pasar internasional.

Modal lain yang dimiliki Indonesia adalah jumlah pengguna media sosial yang besar, namun masih terbatas dengan pengguna aktif yang mengangkat pencapaian-pencapaian yang diraih pelaku ekonomi syariah Indonesia.

Baca Juga: BMKG: Waspada Gelombang Tinggi di Sejumlah Perairan Indonesia

Pada Talkshow & Sharing Session I bertajuk “Kolaborasi Pusat-Daerah Untuk Percepatan Pengembangan Ekonomi Syariah”, dihadiri oleh Putu Rahwidhiyasa (Direktur Bisnis dan Kewirausahaan Syariah KNEKS), Ngatari (Direktur Retail Banking Bank Syariah Indonesia (BSI)), serta deretan perwakilan dari Pemerintah Daerah yaitu, pun turut hadir seperti Iwan, S.Hut., M.M (Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur), Drs Titis Sri Jawoto, MM. (Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Karanganyar).

Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar, membawa kesempatan untuk dapat mengembangkan ekonomi syariah seperti di sektor keuangan industri halal dan komunitas lain.

Adapun mekanisme ekspor produk Indonesia dengan cap halal rupanya dapat meningkatkan harga dari suatu produk yang membawa kemajuan ekonomi.

Hal ini ditekankan Rahwidhiyasa, menggunakan logo halal di suatu produk sebenarnya dapat meningkatkan harga di beberapa daerah, termasuk negara-negara yang tidak mewajibkan adanya sertifikasi halal seperti Amerika Serikat (AS).

Baca Juga: Longsor di Salem, Pemkab Brebes Kerahkan Alat Berat dan Salurkan Bantuan

Upaya ini juga dilihat oleh Jawa Timur dalam meningkatkan ekspor. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur , Iwan, S.Hut., M.M mengatakan, meskipun perdagangan luar negeri masih defisit akibat pandemi COVID-19, Jawa Timur masih berhasil surplus di sektor perdagangan antar daerah.

Tercatat terdapat 3,7 miliar dolar AS terkait ekspor produk halal Jawa Timur dimana 26% masuk ke negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan 73% ke negara non-OKI.

“Selain itu, kami juga mengimplementasikan program Santripreneur yang didukung Dinas Pendidikan untuk mendorong terciptanya pelaku wirausaha dari pesantren,” ujar Iwan.

Selain itu, konsep CI-EL juga dimanfaatkan oleh Karanganyar untuk mendorong percepatan ekonomi.

Baca Juga: Tausiyah Kebangsaan, Prof Miftah Faridh: Al-Qur’an Hadits Kunci Hadapi Segala Fitnah Akhir Zaman

Titis menekankan pentingnya kolaborasi Pusat-Daerah. “Berkolaborasi dengan Bank Syariah Indonesia (BSI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendukung Karanganyar untuk merintis Sekolah Bisnis Syariah. Saya rasa acara IEMF 2023 ini sangat dibutuhkan untuk mengapresiasi para pelaku usaha berbasis halal, karena dapat mempromosikan produk mereka juga untuk semakin meningkat,” imbuhnya.

Sesi kedua Talk Show & Sharing Session, Kolaborasi Komunitas Untuk Percepatan Pengembangan Ekonomi Syariah, dimeriahkan dengan kehadiran beberapa pembicara yaitu M. Aqil Irham (Ketua BPJPH), Agus Amir (Executive Vice President – Head of Islamic Business & Services PT Bank Muamalat), Putri Dwi Andari (President Hijabers Community), dan Amar Ar Risalah (Content Creator & Writer Muslim).

Ketua Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), M. Aqil Irham, turut menegaskan kolaboratif yang sukses dapat membawa komunitas dengan nilai Islam mempercepat ekonomi syariah.

“Kolaborasi dengan berbagai instansi merupakan bentuk inovasi dan kreatifitas yang dapat kami gunakan sebagai strategi percepatan Sertifikasi Halal. Inilah yang dapat kita jadikan acuan ekonomi syariah untuk berkembang. Acara IEMF 2023 ini juga menjadi pintu bagi para komunitas untuk saling mengetahui keberadaan bisnis syariah lainnya sehingga dapat menciptakan kolaborasi keberlanjutkan,” ujar Aqil Irham.

Baca Juga: Pembukaan Silaknas ICMI, Prof Arif Satria: Kita Berfokus pada Ketahanan Pangan

Disamping itu, Amir melihat bahwa pondok pesantren pun dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk mendukung sektor perekonomian. Secara komunitas, pondok pesantren memiliki banyak potensi untuk menjadi economic-driven di Indonesia.

Hal ini dilakukan oleh Bank Muamalat dengan menghubungkan konektivitas antara digitalisasi dan masyarakat untuk meningkatkan ekonomi.

Selain itu, Putri dan Amir yang terjun dalam dunia lifestyle turut menjelaskan dampak positif dari penggunaan aplikasi berbasis internet yang dapat berpengaruh dalam ekonomi syariah.

“Era digitalisasi membuka kesempatan bagi Content Creator Muslim untuk membangun komunitas secara kolektif agar ekonomi syariah di Indonesia dapat semakin berkembang. Hal ini dapat dicapai dengan mengunggah konten edukasi yang positif terkait ekonomi syariah di Indonesia,” ujar Amir.

Baca Juga: Menteri Yusril Sebut ada Tiga Negara Minta Transfer Napi

“Platform media sosial pun juga dimanfaatkan agar bisa mempromosikan acara atau produk kami dengan lebih baik, kami sangat mengandalkan solidaritas agar dapat mencapai tujuan bersama. Kami selalu sharing seputar busana muslim dan juga makanan halal, terlebih bagi pasangan suami istri yang masih muda. Hal ini dilakukan agar mereka dapat menjalin hubungan yang baik dengan keluarganya berlandaskan nilai-nilai Islami,” tambah Putri.(L/R1/P1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: ICMI Punya Ruang Bentuk Kader-kader Indonesia Emas 2045 

Rekomendasi untuk Anda