Gaza, 6 Ramadhan 1438/1 Juni 2017 (MINA) – Direktur Yayasan Bantuan Kemanusiaan Turki (İnsan Hak ve Hürriyetleri ve İnsani Yardım Vakfı-IHH) , Mehmet Kaya, menegaskan bahwa Turki akan terus mendukung Rakyat Palestina untuk meraih kemerdekaannya.
“Para syuhada Mavi Marmara tidak mati sia-sia. Rakyat Palestina tidak akan melupakan martabat Mavi Marmara,” tegasnya Rabu 31/5 di Kota Gaza saat menyampaikan pidato dalam upacara peringatan ketujuh tahun serangan terhadap kapal kemanusiaan Mavi Marmara yang sedang berlayar menuju Gaza, oleh pasukan khusus Angkatan Laut Israel.
Ia meminta warga Arab dan Muslim untuk mengambil tindakan guna mengakhiri gaza/">blokade Gaza dan mendukung pembebasan Kota Al-Quds yang diduduki dan Masjid Al-Aqsha yang masih berada di bawah kekuasaan Israel serta melawan upaya Yahudisasi terus-menerus, demikian laporan Palestine Information Centre (PIC) yang dikutip MINA.
Sementara itu, juru bicara Kampanye Internasional untuk Mengakhiri Blokade Israel di Gaza, Muna Skeik, mengatakan, serangan Mavi Marmara bertentangan dengan norma dan piagam internasional serta merupakan hukuman kolektif terhadap lebih dari dua juta orang Palestina.
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
Dia memperingatkan blokade di Gaza telah mencapai tahap bencana yang belum pernah terjadi sebelumnya. Skeik juga memuji IHH atas upayanya yang besar untuk membantu Rakyat Palestina di Gaza dan mengajukan banding ke Liga Negara-negara Arab untuk mematuhi keputusannya guna mengakhiri gaza/">blokade Gaza.
Pada hari yang sama, ribuan rakyat Turki juga mengadakan pawai tahunan untuk memperingati Peringatan Ketujuh Serangan Israel terhadap Mavi Marmara dimulai dari Taksim Square menuju Sekolah Tinggi Galatasaray di kota Istanbul.
Dalam Pawai tersebut ditekankan bahwa Mavi Marmara adalah bagian dari perjuangan pembebasan Kota Al-Quds dan Al-Aqsha dengan niatnya agar blokade ilegal Israel di Gaza segera berakhir. “Tanggung jawab kita untuk untuk mengakhiri blokade (Gaza) masih berlanjut,” demikian salah satu slogan yang ditampilkan dalam pawai itu.
Pasukan Angkatan Laut Israel pada tanggal 31 Mei 2010 mencegat dan menyerbu kapal terbesar di dalam armada kemanusiaan Freedom Flotilla to Gaza, Mavi Marmara, yang sedang berlayar menuju Jalur Gaza untuk mengakhiri blokade yang telah dipaksakan sejak tahun 2006. Pasukan khusus Israel itu membunuh sepuluh warga Turki di kapal Mavi Marmara dan melukai banyak lainnya dalam serangan berdarah yang terjadi di perairan internasional.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Sementara sebanyak 10 orang perwakilan aktivis dan relawan Indonesia dari beberapa LSM Indonesia berada dalam kapal Mavi Marmara tersebut, di antaranya Nurfitri Taher dari Medical Emergency Rescue Committee (lembaga kemanusiaan MER-C) dan Nur Ikhwan Abadi (Aqsa Working Group (AWG) Jama’ah Muslimin (Hizbullah). Keduanya kini juga menjadi Redaktur Senior Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj Islamic News Agency). (T/R01/P1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza