IITCF Kenalkan Coklat Halal Asal Belgia

(Foto: Istimewa)

Jakarta, MINA – Indonesian Islamic Travel Communication Forum (IITCF) menggelar Silaturahmi IITCF dan Presentasi di Jakarta, Selasa (14/1).

Rudolf Braun, salah satu merk cokelat asal Belgia yang telah bersertifikat halal itu dipresentasikan langsung oleh Mr. Pavel CEO pabrik coklat tersebut di hadapan para pengelola travel muslim di Jakarta.

Menurut Chairman IITCF H. Priyadi Abadi, MPar, keistimewaan dari coklat Rudolf Braun ini sudah memiliki sertifikat halal.

“Tidak banyak coklat di Belgia yang memiliki sertifikat halal, coklat Rudolf Braun menjadi salah satu alternatif pilihan wisatawan muslim,” ungkapnya sebagaimana keterangan pers yang diterima MINA.

Priyadi sudah lama menjalin hubungan baik dengan pihak Rudolf Braun. Kedekatan ini ia gunakan untuk berkampanye ke pengelola agar memproses sertifikat halal.

“IITCF telah melakukan kampanye di setiap destinasi yang menjadi tujuan wisatanya, terutama di . Alhamdulillah IITCF berhasil meyakinkan beberapa partner untuk menyajikan makanan halal, salah satunya coklat Rudolf Braun,” jelasnya.

Tepatnya pada Juni 2019 lalu, coklat Rudolf Braun telah mendapat sertifikat halal.

“Mr. Pavel CEO pabrik coklat tersebut akhirnya memenuhi permintaan lama kami untuk memproduksi coklat yang halal dan memproses sertifikatnya, Alhamdulillah,” tutur Priyadi.

Mr. Pavel tak hanya berhenti mengurus sertifikat halal coklatnya, ia pun juga mensosialisasikan ke beberapa negara berpenduduk muslim yang banyak berkunjung ke Belgia, di antaranya Indonesia, Malaysia dan Brunai Darussalam.

“Mereka konsen terhadap sertifikat halal yang sudah diperoleh di Eropa. Mereka akan sosialisasikan untuk market di Indonesia dengan menggandeng IITCF, karena Indonesia mayoritas muslim,” ungkapnya.

IITCF terus mendukung kepada vendor-vendor lain di luar negeri, terutama Eropa yang memiliki sertifikat halal. Sehingga travel muslim dari Indonesia mendapatkan kemudahan untuk mengakses sajian halal di Eropa.

“Travel muslim mencari vendor yang mempunyai sertifikat halal dan kehalalan ini menjadi prioritas utama di banding lainnya. Karena coklat halal tak mudah di Eropa,” jelas Priyadi.

Mr. Pavel bersilaturahim dengan para sahabat IITCF untuk mengenalkan produk coklatnya yang sudah bersertifikat halal kepada para pemilik travel muslim, agar coklat Rudolf Braun bisa menjadi solusi coklat halal dari Belgia.

Mr Pavel hadir dan mempresentasikan serta mengajak semua peserta yang hadir utk mencoba keistimewaan dari coklat Rudolf Braun.

Ke Belgia tak lengkap jika belum merasakan coklat Rudolf Braun. Coklat handmade yang sudah melegenda ini sudah ada sejak tahun 1899. Coklat ini bisa didapatkan dengan mudah saat kita mengunjungi patung Manneken Pis di Jalan Rue Du Cene, karena ia berada persis samping lokasi patung.

Patung kecil Manneken Pis, yang berada di jalan simpang empat ini tak pernah sepi. Si kecil antik itu merupakan landmark yang menjadi tempat wisata terkenal di Brusel, Belgia. Manneken Pis dirancang Hieronymus Duquesnoy Elder antara 1618 hingga 1619.

Banyak wisatawan asing yang berkunjung ke tempat ini. Salah satunya rombongan Indonesian Islamic Travel Communication Forum (IITCF), yang selalu mengagendakan ke toko coklat Rudolf Braun setiap mengadakan Educational Trip ke .

Selain presentasi coklat halal, IITCF juga menggelar tasyakuran hari ulang tahun IITCF. Untuk itu, Priyadi juga mengundang beberapa komunitas travel muslim untuk bisa saling bersinergi dalam mengembangkan produk halal dan wisata halal.

IITCF dalam aktivitasnya tak pernah berhenti menggaungkan kehalalan produk, terutama produk makanan yang ada di Eropa. Berkat kerja keras IITCF, selain coklat Rudolf Braun di Belgia, juga ada restoran di puncak Titlis yang menyajikan masakan halal dan menyediakan ruang untuk shalat.

“Alhamdulillah sudah ada coklat, sebelumnya juga ada restoran di Titlis. Jadi benar-benar kita halalkan perjalanan kita,” tutur Priyadi yang juga Direktur Utama Adinda Az-Zahra Tour & Travel ini. (R/R01/B04)

Mi’raj News Agency (MINA)

Comments are closed.