Jakarta, MINA – Penggunaan ucapan salam dengan dimensi doa khusus agama lain oleh umat Islam dianggap haram, demikian penetapan Majelis Ulama Indonesia (MUI) melalui Ijtima Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia VII.
“Pengucapan salam yang berdimensi doa khusus agama lain oleh umat Islam hukumnya haram,” tegas Ketua MUI Bidang Fatwa MUI Asrorun Niam Sholeh saat membacakan hasil Ijtima Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia di Jakarata, usai sidang pleno terakhir dituntaskan, Kamis (30/5).
Niam mengatakan, dengan mencantumkan unsur dari berbagai agama di dalam pengucapan salam bukanlah bentuk toleransi atau moderasi beragama yang sesuai dengan ajaran Islam karena salam dalam Islam adalah doa yang bersifat ibadah.
Menurutnya, penggunaan salam harus sesuai dengan tuntunan syariat Islam dan tidak boleh dicampuradukkan dengan ucapan salam dari agama lain.
Baca Juga: Prediksi Cuaca Jakarta Diguyur Hujan Senin Ini
Dia mengatakan, mencampuradukkan ajaran dari berbagai agama, termasuk dalam penggunaan salam, dengan dalih toleransi atau moderasi beragama tidak sesuai dengan makna toleransi yang sesungguhnya.
Menurutnya, dalam forum yang dihadiri oleh umat Islam dan pemeluk agama lain, umat Islam diperbolehkan menggunakan salam seperti “Assalamu ‘alaikum”, salam nasional, atau salam lainnya yang tidak mencantumkan unsur doa dari agama lain, seperti salam “selamat pagi”.
Namun, Niam menekankan, Islam menghormati pemeluk agama lain dan menjamin kebebasan beragama sesuai dengan prinsip toleransi serta pedoman Al-Qur’an. Islam memiliki prinsip “lakum dinukum wa liyadin” (untukmu agamamu dan untukku agamaku), tanpa melakukan percampuran ajaran agama.
“Dalam urusan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, perbedaan agama tidak boleh menghambat kerja sama yang harmonis, damai, dan rukun,” kata Niam.
Baca Juga: Ustazah Taubatul Adzkiya Ajak Muslimah Jambi Semangat Didik Generasi Pembebas Al-Aqsa
Ijtima Ulama ini dihadiri oleh 654 peserta dari berbagai unsur, termasuk pimpinan lembaga fatwa ormas Islam tingkat pusat, pimpinan Komisi Fatwa MUI se-Indonesia, pimpinan pesantren tinggi ilmu-ilmu fikih, pimpinan fakultas syariah perguruan tinggi Islam, perwakilan lembaga fatwa negara ASEAN dan Timur Tengah seperti Malaysia dan Qatar, cendekiawan Muslim, ahli Hukum Islam, serta para peneliti. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Ibu Hamil di Jambi Beri Semangat Gerak Jalan Cinta Al-Aqsa