Jakarta, MINA – Ketua Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) Rosidayati Rozalina mengatakan, program digitalisasi buku tak akan memengaruhi buku fisik atau perpustakaan klasik atau konvensional.
“Buku digital dan buku fisik itu punya kelebihan masing-masing. Jadi saya pikir digitalisasi buku tak akan mempengaruhi buku fisik,” ujar Rosidayati dalam diskusi masalah e-deposit di Indonesia International Book Fair (IIBF) 2017 di JCC, Ahad (10/9).
Menurut Rosidayati, buku cetak punya rasa tersendiri dibandingkan buku digital. Ketika bisa menyentuh itu beda. Buku digital punya kelemahan, tidak bisa disentuh, belum lagi kalau terkendala listrik, dan sebagainya.
“Tapi buku ini (digital) lebih ptaktis, bisa dibawa ke mana-mana. Ada kelebihan dan kekurangan. Menurut saya insya Allah tidak akan hilang,” katanya.
Baca Juga: Masjid Pantai Bali Gelar Lomba Omplok Layar Tunjukkan Solidaritas Palestina
Ia menambahkan, digitalisasi adalah masalah krusial, terutama terkait konten buku. Dengan adanya buku digital, konten-konten buku yang tidak sesuai dapat lebih cepat diketahui dan tidak ditampilkan.
“Misal buku anak tapi ada nuansa pornografi atau radikalisme. Kalau dalam bentuk digital, ada kata-kata yang pantas, kalau ketemu kata itu, tidak bisa (diakses). Jadi kalau dalam bentuk soft akan sangat membantu dalam hal seperti itu,” katanya.
Buku digital juga memudahkan penerbit menyediakan konten untuk penyandang disabilitas. Kini pemerintah memberikan syarat bagi penerbit agar menyediakan kopi naskah yang dapat diakses para difabel netra, katanya.
Dia menbahka, jika dibuat dalam bentuk hardfile, ini akan memberatkan terutama dari segi biaya. Namun, jika dalam bentuk digital akan relatif lebih mudah dan murah. (L/R06/RS1)
Baca Juga: Market Day Festival Baitul Maqdis Meriahkan BSP 2024 di Samarinda
Mi’raj News Agency (MINA)