Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ilham Habibie Paparkan Tiga Faktor Penting Pengembangan E-Commerce di Indonesia

Rana Setiawan - Selasa, 30 Mei 2017 - 22:31 WIB

Selasa, 30 Mei 2017 - 22:31 WIB

487 Views

(Foto: Istimewa)

Jakarta, 4 Ramadhan 1438/30 Mei 2017 (MINA) – Ketua Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional Ilham Akbar Habibie memaparkan tiga faktor penting untuk membangun industri bisnis elektronik (e-commerce) di Indonesia.

Pertama, pelaku bisnis e-commerce pemula baik perdagangan online maupun start-up digital harus ditopang modal dari pihak lokal.

Dia menjelaskan, saat ini perkembangan bisnis e-commerce lebih banyak dinikmati pengusaha asing. Ditunjukkan dengan banyaknya perusahaan e-commerce di Indonesia yang pemiliknya sudah berpindahtangan ke pihak pemodal asing yang membangun bisnis e-commerce dengan modal yang tidak sedikit.

“Saat ini lebih banyak ‘Capital Intensive’ (modal) dari pihak asing yang masuk untuk mendukung pelaku bisnis e-commerce lokal,” kata Ilham Habibie dalam Diskusi Publik TechTalk#4 “E Commerce, Menjaga Pasar Sendiri” di Gedung The Habibie Center Jakarta, Selasa sore (30/5).

Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi 

Kedua, lanjut Ketua Institute for Democracy through Science and Technology – The Habibie Center (IDST-THC) itu, perlunya pendampingan dari sisi mental dan keberanian memulai bagi pelaku bisnis e-commerce pemula agar dapat bertahan lama dalam menjaga mental saat berjibaku mengembangkan industri meski tanpa modal sekali pun.

“Semua pihak yang terlibat perlu fokus pada pendampingan ini. Untuk itu industri e-commerce harus dikawal agar mampu mendorong laju perekonomian nasional,” ujarnya.

Ketiga, pengembangan industri e-commerce di Indonesia memerlukan banyak sekali SDM berkualitas.

Indonesia dianggap belum mampu menghasilkan produk buatan lokal yang kompetitif dan belum meningkatkan angka jasa logistik.

Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah

Jika semata hanya sebagai pasar, e-commerce Indonesia akan mudah dikalahkan oleh pendatang dari luar. Maka sudah seharusnya competitiveness Indonesia dimaknai produk-produk Indonesia menjadi pilihan di domestik dan bisa akses pasar di regional, bahkan global.

Dia mengharapkan kedepannya segala peluang yang dimiliki oleh Indonesia dalam bisnis e-commerce bisa dimanfaatkan secara maksimal oleh rakyat Indonesia.

Sementara Mira Tayyiba Asdep Peningkatan Ekonomi Daya Saing Kawasan, Kementerian Koordinator Ekonomi mengatakan, pemerintah akan mendorong tumbuhnya technopreneurs baru, baik dengan menggandeng mentor-mentor technopreneurs terkemuka, data center, technopark, serta memberikan pendanaan.

Sedangkan bagi pelaku bisnis UKM diharapkan mampu naik tingkat menjadi pelaku usaha besar, bahkan menggurita hingga internasional.

Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon

“Dunia usaha yang masih menggunakan cara-cara konvensional diharapkan mulai mengadopsi basis digital agar tidak tergerus dengan perkembangan teknologi,” ujar Mira.

Diskusi Publik TechTalk#4 yang digelar Institute for Democracy through Science and Technology – The Habibie Center (IDST-THC) berkerja sama dengan TeknoPreneur dan Bank Negara Indonesia (BNI) ini juga menghadirkan pembicara Aulia Marinto (Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia), Achmad Zaky (CEO Bukalapak.com), dan Moderator Estananto (Sekretaris IDST – The Habibie Center).

Pertumbuhan ekonomi digital Indonesia terus meningkat, terlebih di sektor e-commerce.

Berdasarkan data perusahaan riset global McKinsey, Indonesia merupakan salah satu pasar e-commerce yang tumbuh paling pesat di dunia.

Baca Juga: OJK Dorong Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah untuk Santri di Kalteng

Pada 2025, setidaknya Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia akan bertambah sekitar Rp2.000 triliun dari sektor ekonomi digital.

Hal ini yang mendukung cita-cita pemerintah dalam menjadikan Indonesia sebagai ‘The Digital Energy of Asia’. (L/R01/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Wapres: Ekonomi Syariah Arus Baru Ketahanan Ekonomi Nasional

Rekomendasi untuk Anda