Cileungsi, Bogor, MINA – Imaamul Muslimin Yakhsyallah Mansur mengharapkan, Konferensi Umat Islam Indonesia (KUII) ke VIII menghasilkan rekomendasi untuk persatuan umat.
“Kesatuan Islam yang rahmatal lil alamin yang tidak dibatasi oleh mazhab, aliran, politik, suku, organisasi tersebut dan rahmat Islam dapat dirasakan umat Muslim maupun non-Muslim,” kata Imaam Yakhsyallah di Masjid At-Takwa, Pondok Pesantren Al-Fatah, Cileungsi, Bogor, Jumat (28/2).
Perwakilan dari Jama’ah Muslimin (Hizbullah) hadir dalam KUII tersebut, yakni Ahmad Soleh, Wahyudi KS dan Muhamad Thobri.
Materi KUII Ke-VII dinilai lebih matang dan variatif dibanding KUII sebelum-sebelumnya.
Baca Juga: Update Bencana Sukabumi: Pemerintah Siapkan Pos Pengungsian
Sesuai Kerangka Acuan KUII Ke-VII 2020 yang digelar di Pangkal Pinang, Bangka Belitung, 26-29 Februari 2020, materi yang dibahas dalam pada tujuh komisi meliputi Strategi Perjuangan Umat Islam yang meliputi bidang Politik, Ekonomi, Hukum, Pendidikan dan Kebudayaan, Islam Wasathiyyah/Moderasi Kehidupan Beragama, Filantropi Islam dan Strategi perjuangan umat Islam bidang Media.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) sebagai Wadah Musyawarah Para Ulama Zu’ama Dan Cendikiawan Muslim menyelenggarakan KUII ke-VII dengan mengusung tema “Strategi Perjuangan Umat Islam Indonesia Untuk Mewujudkan NKRI yang Maju, Adil, dan Beradab.”
Peserta yang hadir diperkirakan mencapai 800 orang yang berasal dari semua golongan yang mewakili Islam seperti organisasi kemasyarakatan, organisasi kepemudaan, perguruan tinggi, sekolah, tokoh-tokoh Islam, dan lain sebagainya. (L/R8/RS1)
Baca Juga: PSSI Anggarkan Rp665 M untuk Program 2025
Mi’raj News Agency (MINA)