Cileungsi, MINA – Pembina Pondok Pesantren Al-Fatah seluruh Indonesia, Imaam Yakhsyallah Mansur menjelaskan, ada lima ciri pasar islami.
“Pertama, tidak ada hijab (penutup/ pemisah). Di pasar nggak usah pakai hijab. Maksudnya, ini pasar muslimin, ini pasar muslimat. Saya belum pernah tahu dalilnya. Jadi di pasar tetap umum boleh campur, ada laki-laki dan ada perempuan,” kata Imaam Yakhsyallah saat membuka bazar Barang Bekas Berqualitas (BBQ) yang diselenggarakan oleh Khadijah Business Centre (KBC) di Cileungsi Bogor, Sabtu (26/7).
Yakhsyallag menlanjutkan, ciri kedua adalah bersih dari riba. Ketiga, tidak ada gharar atau tipu-menipu.
“Tidak boleh menipu dalam berdagang, seperti, barang lama bilangnya barang baru,” jelasnya
Baca Juga: Pemerintah Serahkan DIM RUU Haji dan Umrah ke DPR untuk Dibahas
Ia menceritakan cara dagangnya sahabat Abdurrahman bin Auf yang diistilahkan bahwa pasir bisa bernilai jadi emas, artinya bisa mempertinggi nilai jual tanpa harus berbohong atau menipu.
“Barang bekas bisa bernilai lakunya seperti barang baru. Ini pedagang hebat. Tetap menjelaskan bahwa ini barang bekas, tetapi dijelaskan kualitas atau keunggulan barang sehingga bernilai tinggi,” jelas Imaam.
Adapun ciri yang keempat, tidak ada persaingan menaikturunkan harga. Misalnya, A menawarkan barang jualannya kepada pembeli harganya sekian, tiba-tiba pedagang B datang menawarkan barangnya lebih murah.
“Itu haram, tidak boleh. Kecuali Ibu (pembeli) tidak jadi beli ke A, kemudian ibu itu datang ke B lalu ditawarkan harga lebih murah, itu baru boleh,” jelasnya.
Baca Juga: Indonesia Tuan Rumah Piala AFF U-16 Putri, Garuda Pertiwi Muda Siap Berlaga
Ciri yang kelima, menurut Yakhsyallah, tidak ada paksaan antara pedagang dan pembeli. Jika barang jualannya tidak jadi dibeli, tidak boleh marah.
“Sebaik-baik pembeli adalah yang paling mudah menawar. Sebaik-baik penjual adalah yang paling mudah untuk memberikan penawaran,” tambahnya.
Tentang KBC
Khadijah Business Centre (KBC) terinspirasi dari sosok Sayyidah Khadijah, seorang pebisnis sukses dan istri Rasulullah SAW yang menjadi teladan dalam pemberdayaan ekonomi perempuan dan dukungan terhadap perjuangan dakwah Islam.
Baca Juga: Lima Pemancing Hilang di Perairan Tanjung Emas Semarang, Dua Ditemukan Tewas
Melalui semangat edukasi, aksi, dan dedikasi, KBC hadir sebagai wadah untuk membantu perempuan membangun kemandirian ekonomi melalui berbagai kegiatan seperti bazar, pelatihan keterampilan, dan bakti sosial.
Dengan prinsip bahwa perempuan yang sejahtera adalah perempuan yang berdaya, KBC bertujuan memberdayakan perempuan dalam berbagai aspek kehidupan.
KBC juga mendorong tumbuhnya usaha lokal seperti kuliner, fashion, dan jasa yang berangkat dari potensi serta sumber daya perempuan itu sendiri. Selain itu, KBC menjembatani perempuan dengan jaringan usaha, pembeli, dan lembaga keuangan syariah demi menjamin keberlangsungan usaha yang adil dan beretika.
Bazar murah berkualitas ini diadakan untuk keenam kalinya, dengan harapan memudahkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan baik dari pakaian, barang, dan kuliner.[]
Baca Juga: KPK Dalami Dugaan Kuota Haji Tambahan untuk Anggota DPR
Mi’raj News Agency (MINA)