Tasikmalaya, MINA – Imaam Yakhsyallah Mansur menyampaikan kajian mendalam tentang Tafsir QS. Asy-Syura ayat 13-15, usai acara buka puasa bersama dan shalat isya berjamaah di Masjid Al-Fatah Bani Ibrahim, Tasikmalaya, Jawa Barat pada Senin (3/3).
Kajian pada hari ketiga Bulan Suci Ramadhan tersebut diikuti oleh sekitar 150 jamaah.
Imaam Yakhsyallah memulai kajian dengan membahas perbedaan antara kata auhaina dan washshoo. Dalam tafsirnya, Imaam Yakhsyallah menjelaskan bahwa auhaina berarti “wahyu yang diberikan langsung kepada Nabi Muhammad SAW, di mana Allah mengakui kenabiannya, meskipun sebagian umat lain tidak mengakui.”
Sedangkan kata washshoo berarti “wasiat yang diberikan kepada selain Nabi Muhammad SAW yang keberadaannya diakui oleh seluruh umat.”
Baca Juga: 7 Amalan Utama di Bulan Ramadhan
Pemimpin jaringan Ponpes Al-Fatah se-Indonesia itu juga menjelaskan tentang perbedaan antara kata ikhtilaf yang bisa dibenarkan dan iftiroq yang lebih berbahaya.
Dalam tafsirnya, Imaam Yakhsyallah menekankan bahwa perselisihan di kalangan umat manusia sering terjadi setelah datangnya ilmu, seperti halnya kaum Yahudi yang menolak kedatangan Nabi Muhammad SAW, meskipun mereka sebenarnya mengetahui bahwa Muhammad adalah rasul terakhir.
“Penyebab utama dari perpecahan ini adalah sifat dengki, membangkang, dan menolak kebenaran,” katanya kepada para jamaah.
Pada kesempatan itu juga, Imaam Yakhsyallah juga menjelaskan dengan rinci tentang sepuluh tugas bagi umat Muslim yang terkandung dalam QS. Asy-Syura ayat 15, yaitu sebagai berikut:
Baca Juga: Bulan Ramadhan, Saat Tepat untuk Bertaubat
- Berdakwah, menyampaikan kebenaran Islam kepada orang lain.
- Istiqomah, konsisten dalam menjalankan agama.
- Jangan mengikuti kehendak sendiri, agar mengutamakan petunjuk Allah di atas keinginan pribadi.
- Iman pada Al-Qur’an, yaitu meyakini bahwa Al-Qur’an adalah petunjuk hidup yang sempurna.
- Adil kepada siapa pun, tanpa membedakan siapa pun.
- Serahkan kepada Allah, pasrah dan tawakal dalam segala urusan.
- Perbanyak amal ibadah sebagai bekal di akhirat.
- Jangan banyak berdebat. Hindari perdebatan yang tidak membawa manfaat.
- Meyakini hari kiamat dan kebangkitan di akhirat.
- Mengembalikan segala urusan kepada Allah sebagai sumber petunjuk. []
Mi’raj News Agency (MINA)