Lampung Selatan, MINA – Pembina Utama Aqsa Working Group (AWG) Imaam Yakhsyallah Mansur menekankan pentingnya ilmu sebagai senjata utama dalam upaya membebaskan Masjid Al-Aqsa dan Palestina.
Hal itu disampaikannya pada pembukaan Dauroh Akbar Internasional Baitul Maqdis di Masjid An-Nubuwwah, Kompleks Pondok Pesantren Al-Fatah, Muhajirun, Negara Ratu, Natar, Lampung Selatan, Jum’at (22/11).
Imaam Yakhsyallah mengungkapkan, siapapun yang ingin memiliki kompas yang benar untuk membebaskan Masjid Al-Aqsa, maka tidak lain kecuali harus punya ilmu.
“Maka yang harus dimiliki bagi orang yang berkeinginan untuk membebaskan Masjidil Aqsa adalah ilmu, karena merupakan senjata yang paling kuat,” tegasnya.
Baca Juga: Kunjungi Rasil, Radio Nurul Iman Yaman Bahas Pengelolaan Radio
Imaam Yakhsyallah menjelaskan, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam ketika diperintahkan untuk berjihad memerangi orang kafir, yang pertama diperintahkan oleh Allah adalah memerangi mereka dengan Al-Quran, tidak dengan senjata.
“Jihad dengan Al-Quran, tidak dengan senjata adalah jihad yang besar, oleh karenanya Ibnu Jarrir menafsirkan bahwa jihad dengan Al-Quran adalah jihad yang besar, maka dauroh ini juga disebut dauroh yang besar,” jelasnya.
“Kenapa disebut jihad besar? karena dengan Al-Qur’an ini diharapkan mereka (orang kafir) tunduk dengan ajaran-ajaran Al-Qur’an dan mereka mengikuti ajaran Al-Qur’an dengan mengamalkan segala isinya,” lanjut Imaam.
Maka lanjutnya, “Belajarlah, sebelum ilmu dicabut oleh Allah, sebelum para ulama dimatikan oleh Allah, sungguh orang-orang yang syahid di jalan Allah mereka lebih senang dibangitkan nantinya sebagai ulama.”
“Para syuhada itu lebih senang nanti dibangkitkan sebagai seorang ulama, karena melihat begitu besarnya kemuliaan para ulama, itu kata Abdullah bin Mas’ud,” jelasnya.
Ia menuturkan, siapa yang melalui suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memberikan mata air yang tidak akan kering, kering dari hikmah, kebaikan dan juga cahaya, karena orang-orang yang mencari ilmu akan dekat dengan Allah.
“Maka berbahagialah bagi orang yang menuntut ilmu. Para Nabi tidak mewariskan dinar, dirham, tapi mewariskan ilmu pengetahuan. Mencari ilmu adalah ibadah paling mulia, karena besok hari kiamat tinta para ulama akan ditimbang dengan darah para syuhada, ternyata setelah ditimbang, tinta ulama lebih berat dari pada darah para syuhada,” imbuhnya.
Dia juga mengungkapkan, orang-orang yang berilmu derajatnya sama dengan Allah. Sesungguhnya tidak ada yang sama derajatnya dengan Allah selain malaikat dan para ulama, karena mereka semua adalah orang-orang berilmu.
Baca Juga: Sertifikasi Halal untuk Lindungi UMK dari Persaingan dengan Produk Luar
“Ilmu juga akan membersihkan ruh kita, semangat kita. Dengan ilmu maka jiwa kita akan bisa bersih, ilmu akan menjadi tempat untuk membangun budaya, membangun kemajuan,” lanjutnya.
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Menko Budi Gunawan: Pemain Judol di Indonesia 8,8 Juta Orang, Mayoritas Ekonomi Bawah