Bogor, MINA – Imaam Muslimin Yakhsyallah Mansur mengatakan seorang hafidz Qur’an harus konsisten menjaga hafalan Al-Qur’an dan harus memiliki prinsip teguh bersama kalam-Nya.
Pesan tersebut disampaikan Imaam Yakhsyallah Mansur dalam kegiatan Wisuda 30 Juz (Pengukuhan Pengabdian) dan Khotmul Qur’an (Pelepasan Pengabdian) santri-wati Ponpes Al-Fatah angkatan ke-X di halaman Masjid At-Taqwa Pasirangin, Cileungsi, Bogor Jawa Barat, Ahad (9/6) pagi.
“Orang tua yang memiliki putra-putri penghafal Qur’an 3o Juz akan dipakaikan makhota dikepala diakhirat nanti. Berbahagialah bagi orang tua memiliki anak penghafalkan Qur’an 30 Juz,” kata Imaam Yakhsyallah Mansur.
Imaam Yakhsyallah menyampaikan, seorang Muslim dalam menjaga Al-Qur’an adalah dengan menggunakan hati, yaitu menghafalkannya dan memelihara hafalan tersebut.
Baca Juga: Syubban Jambi Kibarkan Bendera Palestina di Puncak Gunung Dempo
“Menghafal Al-Qur’an adalah ibadah sangat mulia, bahkan juga mendatangkan syafa’at bagi kedua orang tua penghafal Qur’an,” kata Imaam Yakhsyallah.
Ia juga mengatakan, apa arti hafids, banyak orang yang mengatakan hafidz itu hafal dikeluar kepala, namun bukan itu yang disebut hafid. Sebetulnya yang namanya hafidz adalah dapat menjaga Qur’an.
Karena katanya, kalau hanya hafal Qur’an itu sangat banyak, namun untuk mengamalkan Qur’an sangat sedikit dan ini harus dimiliki kaum Muslimin.
“Maka kita harus konsisten mengulang hafalan, dan harus memiliki prinsip selalu bersama kalam-Nya, walau dalam keadaan apapun, “Sebaik-baiknya kalian adalah orang yang, mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya”
Baca Juga: Ulama Palestina: Ujian Pertama untuk Bebaskan Al-Aqsa adalah Shubuh Berjamaah
Mi’raj News Agency (MINA)