Tasikmalaya, MINA – Imaam Yakhsyallah Mansur dalam tausiyahnya pada Tadrib Super Camp yang diadakan di Tasikmalaya Selasa (31/12), menyampaikan pesan tentang kepemimpinan dan perjuangan, dengan mengambil kisah dari Surah Al-Baqarah ayat 246-252.
Surah tersebut menggambarkan hikmah dari perjuangan Thalut dan Daud melawan Jalut.
“Mereka (Bani Israil), mengadukan kepada Nabi Samuel untuk menghadapi Jalut dan Pasukannya. Sebagaimana dalam dialog yang dikisahkan pada ayat diatas, bahwa mereka sangat berharap akan adanya pimpinan bagi mereka,” katanya kepada peserta tadrib.
Namun, ketika Allah memilih Thalut, banyak yang menolaknya karena latar belakangnya yang dianggap tidak layak.
Baca Juga: Masuk 8 Program Prioritas, Kemenag Siapkan Direktorat Jenderal Pesantren
Imaam Yakhsyallah juga menyoroti ujian di tepi sungai, ketika Thalut berangkat bersama para Mujahidin, dengan perjalanan yang jauh, ia memerintahkan pasukannya untuk tidak meminum air, kecuali seciduk tangan. Dari ribuan pasukan, hanya 313 orang yang taat dan melanjutkan perjuangan.
“Maka dengan jumlah yang kecil itulah, pasukan Mujahidin melawan Jalut dan pasukannya.” imbuhnya.
Sorotan utama dari tausiyah ini adalah keberanian Daud, seorang pemuda berusia 12 tahun, yang dengan ketapel sederhana mampu mengalahkan Jalut, seorang tiran bertubuh besar.
Salah satu kunci keberhasilan Daud adalah kecepatan dan kecerdikan. Sedangkan kelemahan Jalut sebagai seorang berbadan besar adalah geraknya yang lambat.
Baca Juga: Delapan Program Prioritas Kemenag Fokus pada Pemberdayaan Pesantren dan Ekonomi Umat
Maka, dengan kelemahan Jalut dan kelebihan Daud, ia mampu mengalahkannya, hingga ia dianggat menjadi raja, pemimpin Bani Israel. []
MI’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kuota Haji Reguler Sudah Terisi 70 persen, Pelunasan Sampai 14 Maret