Bogor, MINA – Imaamul Muslimin Yakhsyallah Mansur menegaskan, Allah dapat saja mendatangkan azab duniawi kepada umat manusia, khususnya umat Islam baik yang datang dari atas atau dari bawah kaki mereka.
“Azab tersebut berupa perpecahan dan benci-membenci di antara umat Islam,” kata Yakhsyallah dalam Khotbah Jumat di Masjid Darussalam, Cibubur, Jakarta, Jumat (12/7).
Dia juga menjelaskan Azab didefinisikan oleh para ulama sebagai siksaan yang menimpa manusia sebagai akibat dari pelanggaran/kemaksiatan yang pernah atau sedang dilakukan terhadap larangan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
“Azab dari atas, misalnya turun hujan lebat terus-menerus yang mengakibatkan banjir, angin topan yang merusak segala sesuatu yang dilalui, hama dan virus penyakit yang beterbangan di udara membawa epidemi dan sebagainya,” terang dia.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-25] Tentang Bersedekah Tidak Mesti dengan Harta
Lebih Lanjut, dikataknya Azab dari bawah, misalnya gempa bumi, letusan gunung berapi, tanah longsor, merajalelanya kejahatan, seringnya kecelakaan, harga-harga yang membumbung tinggi sehingga melemahkan daya beli dan sebagainya.
“Azab berupa perpecahan umat, karena pertarungan politik dan kekuasaan sehingga, menimbulkan benci-membenci yang menang menindas yang kalah dan yang kalah terus berusaha menjatuhkan yang menang sehingga kadang-kadang menimbulkan peperangan,” kata Yakhsyallah.
Penyebab, datangnya azab adalah karena kemaksiatan yang dilakukan oleh manusia sesuai firman Allah Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi.” (QS. An-Nisaa’ [4] ayat 79)
“Jadi, tidak mungkin Allah memberikan yang buruk, semua yang datang dari Allah asalnya baik. Apabila manusia ditimpa keburukan, maka dari diri manusia itu sendiri. Oleh karena itu jangan menimpakan kesalahan kepada orang lain tetapi selidikilah kekurangan yang ada pada diri sendiri,” ujarnya.
Baca Juga: Tafsir Surat Al-Fatihah: Makna dan Keutamaannya bagi Kehidupan Sehari-Hari
Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. Asy-Syura [42] ayat 30)
Ia menerangkan, ayat ini juga memberi peringatan bahwa apabila suatu malapetaka datang janganlah menyalahkan orang lain, menyalahkan takdir, apalagi menyalahkan Allah. Padahal malapetaka yang menimpa adalah akibat kesalahan diri sendiri karena maksiat kepada Allah. (L/R03/RS3)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Tak Perlu Khawatir Tentang Urusan Dunia